Rumus Yang Harus Diingat Perawat (Bag 1)
Sepertinya bulan Juli termasuk bulan yang penuh kemalasan bagiku… ide menumpuk-numpuk, tapi tak tergerak sedikitpun badan mengerjakan… huft.. semoga tak semakin panjang saja.. ide menulis topic ini sudah mulai terpikir dari akhir bulan yang lalu, dan sekarang harus begitu bekerja keras menuliskan ini..
Ketika jaman kuliah S1 dulu, bekerja keras menjelang ujian mengingat-ingat rumus yang harus diingat, begitu masuk dunia kerja rumus itu begitu saja pergi dari ingatan, begitu kepepet baru deh obrak-abrik diktat kuliah untuk mencari-cari bahan kuliah jaman dulu. Kali ini coba menulis rumus-rumus yang sering digunakan di dunia kerja yang kudu diinget nih…
1. Rumus Tetesan Cairan infus
Terkadang sebagai perawat, menghitung tetesan perawat lebih sering dilakukan dengan ilmu kirologi, walaupun ada beberapa yang tepat, namun tak banyak juga yang benar-benar meleset jauh, karena kondisi pasien tak bisa semua modal kirologi, beberapa penyakit gagal organ akan sangat berdampak buruk akibat kelebihn cairan yang kita berikan. Sambil mereview lagi, mari kita hitung rumus tetesan infuse
Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan modal kita tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu, maka rumusnya adalah:
Tetes/menit : (jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis, maka rumusnya adalah sebagai berikut:
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal: seorang pasien harus mendapat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam, maka jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) = 10000 / 240 = 41,7 = 42 tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal dibalik aja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk bayi, anak dan pasien jantung dan ginjal. Rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah sebagai berikut:
Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)
Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut:
Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (jumlah tetesan dalam menit x 60)
2. Rumus Rumpleed test
Rumpleed test biasanya dilakukan untuk mengetahui tanda gejala awal adanya ptekee (bintik merah pada penderita DBD), ptekee muncul akibat pecahnya pembuluh darah kapiler, sehingga pada fase awal tidak akan langsung muncul, oleh karena itu tujuan rumpled test adalah untuk mengetahui lebih awal adanya ptekee. Rumus yang dipakai adalah (Sistole + Diastole) / 2, lalu tahan 5 – 10 menit. jika terdapat sepuluh atau lebih bintik merah, maka dikatakan rumpled test positif, jika kurang maka disebut rumpled test negative. Misal kita melakukan tensi darah hasilnya 120/80 mmHg (systole : 120, Diastole: 80), maka (120 + 80)/2 = 100 mmHg, maka kita pompa hingga alat tensi darah menunjukkan angka 100 mmHg, kita tutup tepat di angka 100 dan tahan selama 5 – 10 menit, lepaskan baru kita hitung jumlah bintik merahnya. Rumpleed test merupakan uji awal adanya gangguan trombosit pada penderita DBD, namun bukanlah hal untuk menegakkan diagnose DBD.
3. Rumus Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:
Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg maka dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari. Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, missal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari
4. Rumus luas Luka Bakar
Rumus luas luka bakar memang terkadang membuat kita harus lebih mengerutkan dahi, karena memang sulit-sulit gampang dalam penerapannya. Rumus pada bayi menggunakan rumus 10 – 20 %, jika tangan dan kaki yang terkena maka 10 %, jika kepala, leher dan badan depan dan belakang maka 20 %. Untuk dewasa menggunakan rumus Rule of Nine yang digambarkan sebagai berikut:
5. Rumus Body mass index (BMI)
Body Mass Index dicari menggunakan rumus BB (Kg) / TB2 (m)
Underweight :
Kurang dari 18.5
Normal : 18.5 - 24.9
Overweight/pre-obes : 25.0 - 29.9
Obes I : 30-34.9
Obes II : 35-39.9
Obes III: lebih dari atau sama dengan 40
Selasa, 10 Juli 2012
Kamus Keperawatan
Kamus Keperawatan
X
X / hari kali per hari
W
Wheezing suara bersuit yang dibuat dalam bernafas
WIB waktu Indonesia barat
V
Vacuum hampa udara; suatu ruang yang didalamnya tidak ada udara
Validasi mencocokkan atau mencari kebenaran; pengesahan
Varicella cacar air
Varises vena, arteri atau pembuluh darah limfe yang melebar dan mudah pecah
Vasodilator suatu media untuk melebarkan saluran atau lumen
VE vacuum ekstraksi
Ventilator peralatqang yang dirancang untuk memperbaiki udara yang dihirup melaluinya atau membantu atau mengontrol ventilasi paru-paru baik secara intermitten atau kontinyu
Verbal komunikasi langsung melalui mulut
Vertigo nyeri kepala serasa berputar atau bergerak pada diri seseorang atau benda-benda disekitarnya pada setiap bidang
Viremia virus di dalam darah
Vomitus muntahan atau bahan yang dimuntahkan
Vulnus incisum luka sayat
Vulnus kalsum luka potong
Vulnus laseratum luka robek
Vulnus morsum luka gigitan
Vulnus skloperatum luka tembak
Vulnus exvariasis luka lecet
U
Uretritis radang uretra
Urgensi dorongan mendesak yang mendadak untuk berkemmih
USG ultrasonografi
T
T0 keadaan tonsil yang sudah tidak ada akibat pengangkatan atau insisi
T1 ukuran normal dari tonsil
T2 keadaan atau pembesaran tonsil
T3 keadaan atau pembesaran kelenjar tonsil hingga menutupi saluran cerna atau pharing
Tachipnoe pernafasan yang sangat cepat
TB tinggi badan
Teknik cara
Ternamed pemanas darah
TFU tinggi fundus uteri
Tourniquet alat pembendung darah
Toileting pembersihan dan pembalutan luka
Tpm tetes permenit
Trachea batang tenggorokan; tabung kartilago dan membranosa yang turun dari laring dan bercabang menjadi bronchus utama kanan dan kiri; ks.
Trauma luka atau cedera baik fisik maupun psikis
Tremor getaran atau gigitan halus yang involuntir, biasanya terjadi pada tangan atau jari-jari tangan
TTV tanda-tanda vital
Tubectomy eksisi bagian tuba uterine
Turgor intensitas
Tymphani bunyi sperti bel atau resonance
S
S suhu
S1 bunyi waktu menutupnya katup mitral dan katup trikuspidalis pada saat systole ventrikel
S2 bunyi yang dihasilkan oleh timbulnya getaran karena penutupan katup semilunar cortic dan pulmonic terdengar pada dasar jantung
Sacrum tulang yang bentuknya seperti baji yang biasanya dibentuk oleh persatuan dari lima vertebra diantara vertebra lumbal dan coccigeus
berwarna sperti darah; getah nifas berdarah
SC section cesaria
Secret produksi sekresi; hal keluarnya getah pakai
Serosa getah nifas bening bercampur darah
Shock anafilaktik shock yang diakibatkan oleh alergi atau keracunan obat
SKG skala koma Glasgow
Sianosis dicolorisasi kebiruan dari kulit dan membaran mukosa akibat konsentrasi hemoglobin yang tereduksi yang berlebihan dalam darah
Siklus haid jarak waktu antara hari haid pertma ke hari haid pertama bulan atau periode berikutnya
Simetris sejajar
Sincope pingsan; hilangnya kesadaran sementara waktu yang disebabkan oleh ischemia cerebral umum
SIO surat ijin operasi
Sirkulasi gerakan dengan arah yang regular, seperti gerakan darah melalui jantung dan pembuluh-pembuluh darah
Somnolen kelenaan; penyakit mengantuk; penyaki
Sonor suara nyaring
Spasmodic ; mengejang
Spesifik penyakit yang disebabkan oleh satu jenis mikroorganisme
Spinchter berkas otot yang
Stabil tetap; tidak bergerak; tahan terhadap perubahan
Standby siap pakai
Simulus setiap agen, tindakan atau pengaruh mengahsilkan reaksi fungsional atau tropic pada reseptor atau jaringan yang peka
Striae alur atau garis; struktur seperti pita
Stupor tingkat kesadaran yang menurun
Sutura jenis persendian dimana permukaan tulang yang tepat berhadapan disatukan oleh jaringan fibrosa, tidak mungkin terjadi pergerakan; persendian pada tulang tengkorak
menutup saluran atau orifisium alami
Splenomegali pembesaran limfe
R
Rales bunyi nafas yang abnormal, yang menunjukkan adanya keadaan patologis
Refleks gerakan yang terjadi diluar kesadaran akibat suatu rangsang
Retraksi dada tarikan dada
Relaksasi kendur, lemah (tentang jaringan atau otot)
Respirasi pertukaran O2 dan CO2 antara atmosfer dan sel tubuh, meliputi inspirasi dan ekspirasipernafasan
Ekspirasi pernafasan mengeluarkan CO2 dari paru-paru
RL ringer laktat
ROM range of motion
Rooming in perawatan ibu dan bayi dalam satu kamar
P
P partus; pernafasan
PA patologi anatomi
PAP pintu atas panggul
Palato scizis celah pada palatum
Palpasi periksa raba; pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan
Palpebra kelopak mata
Palpitasi perasaan berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur yang sifatnya subyektif
Paralysis kehilangan atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat lesi pada mekanisme otot atau syaraf; juga secara analogi denagn fungsi sensorik
PB panjang badan
PD pemeriksaan dalam
PEB pre eklampsi berat
Pekak suara normal pada auskultasi organ padat (liver, jantung)
Pericardial pericardial ; sakrus fibroserosa yang menyelubungi jantung dan radiks pembuluh darah besar
Perilaku destruktif perilaku yang merusak
Perilaku konstruktif perilaku yang membangun
Peristaltic gerakan mirip cacing pada saluran pencernaan atau organ tubuh lainnya dimana gerakan ini mendorong isinya
Pernafasan cuping hidung pernafsan yang ditandai dengan kembang-kempisnya cuping hidung
Pernafasan dada pernafasan denagn menggunakan otot-otot dada
Pernafasan diafragma pernafasan dengan mengguanakan otot-otot diafragma
Pernafasan perut pernafsan dengan menggunakan otot-otot perut
Persepsi sensorik proses pengolahan rangsang sensorik menjadi pengertian
Persisten terus-menerus; menetap
Petechi bintik-bintik darah; bentuk merah kecil akibat keluarnya sejumlah kecil darah
Pigeon bentuk dada seperti dada bururng
Pithin oedema cekungan yang bertahan selama beberapa menit pada kulit setelah dilakukan penekanan kuat dengan jari tangan, pemeriksaan ini membedakan oedema dengan miksedema
Pk pukul
Plasenta organ yang merupakan ciri khas mamalia sejati pada saat kehamilan, menghubungkan ibu dengan anaknya
Polakisuria kerap kali buang air kemih
Poliuria sekresi urine yang berlebihan
Posisi lateral posisi samping
Posisi litotomy posisi dimana kepala dan badan terlentang dengan kedua kaki berada di atas atau melayang
Posterm usia kehamilan lebih dari 38 minggu
Pr perempuan
Preeklampsia toksemia pada kehamilan lanjut yang diatandai oleh hipertensi, oedema dan proteinuria
Premature prematur; sebelum waktunya
Premedikasi pengobatan pendahuluan, khususnya medikasi internal untuk menimbulkan keadaan narcosis sebelum tindakan anestesi umum
Preterm usia kehamilan dibawah 36 minggu
Pretibia dorsum pedis ekstrimitsa bawah
Privasi kerahasiaan; pribadi
Prognosis ramalan tentang jalannnya penyakit
Prolaps tali pusat; tersembul sebagian atau seluruhnya
Prolapsus uteri rahim yang tertimbul
Prostatectomy insisi sebagian atau seluruh prostate
Protesis pengganti bagian organ tubuh yang hilang, seperti lengan, tungkai, mata atau gigi
Pulsus denyut nadi
O
Obesitas kegemukan; peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
Observasi pengawasan
Obstipasi konstipasi yang tidak terobati
Obstruksi tersumbat; jalan darah terhambat karena kelainan dalam saluran pembuluh darah
Oedema busung karena air terkumpul dalam rongga-rongga, sela-sela jaringan dan di dalam sel-sel dan serabut
OK operasi kamar
Oklusi occlusion; gerak menutup atau keadaan tertutup; obstruksi atau sumbatan
Oligomenorrhea menstruasi yang jarang secara abnormal
Oliguri sekresi urine yang berkurang dalam hubungannya dengan asupan cairan
Over protektif perlindungan yang berlebihan
N
N nadi
NaCl natrium clorida
Nausea sensasi yang tidak menyenangkan yang secara samar mengacu pada epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk muntah
Nifas masa setelah melahirkan
No. RM nomor rekam medis
Nocturia urinasi berlebihan pada malam hari
Nonverbal komunikasi dengan bahasa tubuh atau isyarat
M
Malnutrisi kekurangan gizi
Mastectomy eksisi pada payudara
Mastitis peradangan kelenjar payudara
Maturasi proses menjadi matang atau dewasa
Meconium bahan berlendir yang berwarna hijau tua didalam usus bayi cukup bulan
Mediana berkenaan dengan atau terletak ditengah
Melena keluarnya feces hitam yang diwarnai oleh darah yang berubah
Menarche pembentukan fungsi menstruasi
Menopause Berhentinya menstruasi
Metode cara
Midriasis keadaan dilatasi maksimal pada pupil mata kanan dan kiri ukuran 3-5 cm.
Migraine nyeri kepala sebelah; ompleks syndrome pada serangan sakit kepala periodic; biasannya terjadi ditemporal atau unilateral, sering disertai iritabillitas, mual, muntah, didahului dengan penymepitan arteri cranial
Miosis kontraksi pupil
mmHg millimeter Hidragrium; millimeter air raksa
Mobilisasi pergerakan
Morbili campak
Mukosa Lapisan kulit dalam seperti (hidung, mulut, vagina, usus, dll)
Muntah proyektil muntah yang dikeluarkan dengan tekanan yang kuat
Murmur suara auskultasi, terutama suara periodic yang berlangsung singkat yang berasal dari jantung/pembuluh darah
L
Labio palato scizis celah abnormal yang terletak antara bibir dan palatum
Lateral ; menyatakan posisi yang lebih jauh dari bidang tengah atau garis tengah tubuh atau struktur; berkenaan dengan satu sisi
Lazim wajar; umum
Lbr lembar; lebar
Leukopeni berkurnagnya jumlah leukoist di dalam darah, jumlahnya = 5000/ml3 atau kurang
Limpadenopati penyakit kelanjar limfe
Litotomi insisi pada saluran atau organ
Lk laki-laki
Lt/mt liter per menit
Lochia secret vagina yang berlangsung selama seminggu pertama atau kedua setelah persalinan
Lokasi invasive lokasi alat kesehatan terpasang
Lordosis lordotik; cekungan tulang punggung lumbalis kedepan
K
Kaku kuduk kaku bagian leher
Karakteristik Tanda khas suatu individu atau kenyataan lainnya
Kifosis kelengkungan pada kurvatura thoracal
(tulang belakang) yang berlebihan seperti yang terlihat dari samping
Kognitif cognitive; proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada akan obyek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan, pemikiran dan ingatan
Komplikasi penyakit yang muncul bersama-sama dengan penyakit yang lainnya
Konduksi penghantaran getaran listrik
Konjungtiva kelopak bawah mata
Konsentrasi perbandingan masa atau volume suatu solute terhadap masa atau volume dari larutan atau pelarut; peningakatan kekuatan dan penguapan
Konstruktif suatu sifat membangun
Konstipasi evakuasi feces yang jarang dan sulit
Kontaminasi pengotoran atau membuat menjadi inferior dengan cara kontak atau pencampuran; pengendapan bahan radioaktif pada setiap tempat dimana hal itu tidak dikehendaki
Kontraksi pemendekan; penyusutan
Kontraktilitas myocardia pergerakan otot-otot jantung
Kontraktur pemendekan abnoramal jaringan otot, mengibaha otot yang sangat resisten terhadap tegangan pasif
Kooperatif dapat bekerja sama
Kooping individu mekanisme individu untuk merespon rangsang
Kramp kontraksi muscular spasmodic yang nyeri
Kriteria Ditandai ; tanda-tanda
Kultur pengembangbiakkan mikroorganisme atau sel jaringan hidup pada media yang menyebabkan pertumbuhannya
Kusmaul pola nafas cepat dan dalam yang tanpa henti
J
JVP jugularis vena pressure; tekanan vena jugularis
I
Ictus cordis pukulan ujung jantung terhadap dinding dada
Identifikasi identification ; mekanisme pertahanan tidak sadar dimana seseorang meniru orang lain
Ikterik kekuningan
Immobilisasi immobilization; keadaan tidak mampu bergerak
Incontinensia alvi tidak mampu mengendalikan fungsi pengeluaran
Induksi Induction Induksi menetapkan aturan-aturan umum sebagai kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang dilihat dan diketahui
Inform consent surat persetujuan yang ditandatangani setelah diberikan informasi dari suatu tindakan
Inkompeten incompetent; tidak dapat berfungsi secara tepat, seseorang yang ditetapkan pengadilan tidak dapat mengurus persoalannya sendiri
Inpartus dalam proses persalinan
Insisi irisan luka yang dihasilkan dengan pemotongan atau alat yang tajam
Insomnia tidak dapat tidur; keadaan terjaga yang abnormal
Integritas integration; aktifitas anabolic
Interaksi interaction; sifat, keadaan atau proses dari dua atau lebih obyek yang bekerja sama satu dengan yang lainnya
Intercostalis terletak diantara iga
Interpretasi penjelasan kepada penderita tentang arti tersamar atau laten dari apa yang diucapkan, dilakukan atau dialami penderita
Intolansi ketidakmampuan menahan atau menkonsumsi; ketidakmampuan mengabsorbsi atau memetabolisir makanan
Intubasi ; pemasangan tuba kedalam saluran tubuh atau rangga berongga, mis. kedalam trachea
Iritasi mukosa keadaan eksitasi yang berlebihan terhadap rangsangan; kepekaan abnormal terhadap rangsangan
Irritable kemampuan bereaksi yang berlebihan dan kepekaan yang tidak semestinya pada mukosa
Ischemia defisiensi darah pada suatu bagian, biasanya akibat konstriksi fungsional atau obstruksi actual pembuluh darah
Isokhor pupil normal
Isolasi memisahkan dari yang lain
IUD intra uterine contraceptive; alat kontrasepsi dalam rahim
IVFD intra vena fluid drug
G
G gravida; wanita hamil
G.A general anestesi; anestesi umum
Gallop kelainan irama jantung
Gangguan mobilitas gangguan motorik; gangguan terhadap pergerakan
Gangguan persepsi gangguan terhadap penerimaan rangsang
Gangguan sensorik gangguan terhadap pengolahan rangsang
GCS Glasgow coma scale; pengukuran tingkat kesadaran
Gemelli anak kembar
GPA gravidarum partus abortus
Gr gram
Grimace refleks, menangis persalinan dengan dibantu alat pengapoit; alat yang memiliki dua bilah dengan satu pemegang yang berguna untuk menjepit atau memegang jaringan dalam operasi pembedahan dan memegang serta persediaan operasi steril lainnya
F
Faring hiperemis faring kemerahan
Fetal distress gawat janin
Filtrasi penyaringan
Finger print cetakan garis-garis kulit yang membentuk satu alur pada bagian ventral distal jari tangan; pola khan dari peptide setelah diperiksa dengan teknik analitik
Fistel fistula; saluran atau komunikasi abnormal, biasanya antara dua organ dalam, atau berjalan dari organ dalam menuju permukaan tubuh
Fleksi gerakan membengkokkan; keadaan dibengkokkan
Focus pusat
Fowler posisi duduk
Forceps proses persalinan dengan dinatu alat pengapoit; alat yang memiliki dua bilah dengan satu pemegang yang berguna untuk menjepit atau memegang jaringan dalam operasi pembedahan dan memegang serta persediaan operasi steril lainnya
Frekuensi banyaknya; tingkat keseringan
E
Emosi luapan perasaan; keadaan eksetasi mental yang ditandai dengan corak perasaan
EKG electrocardiogram
Eklampsia eclampsia; konvulsi dan koma, jarang koma saja yang terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria
Ekspresi penampilan wajah seperti dipengaruhi oleh keadaan jiwa
Ekstrimitas anggota gerak
Eliminasi elimination; tindakan ekspulsi atau ekstruksi dari dalam tubuh; meniadakan atau tidak menyertakan
Ekimosis perubahan warna kulit menjadi merah karena perdarahan
ETT endo tracheal tube
Evaporsi penguapan(keringat )
Extensi ; regang; meregang anggota gerak yang patah atau yang terurai dari sendinya
D
DBN dalam batas normal
DC dower cateter
D & C dilatation (of cervix) and curettage (of uterus); dilatasi cerviks dan kuretase uterus
DD diferensial diagnosis
Decompensasi ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat, ditandai oleh dispnoe, dilatasi vena dan edema
Deficit kekurangan atau defisiensi
Depresi tertekan; bagian yang tertindas; pecah tulang karena tertindas ke dalam
Dr Dokter
Drain pipia kuaras; setiap alat dimana saluran atau daerah yang terbuka dapat diciptakan untuk keluarnya cairan atau bahan bernanah dari rongga, luka atau daerah yang terinfeksi
Diatermi diathermia; pemanasan jaringan atau bagian badan dengan mengalirkan listrik bertekanan tinggi untuk mengobati tumor jahat atau untuk menghentikan perdarahan
Disphafia susah atau sakit menelan
Disinfeksi proses menghapus hamakan
Disminorrhea sakit pada saat menstruasi
Disorientasi hilangnya tingkah laku yang tepat atau keadaan kekacauan mental dalam
mengenal waktu, tempat atau identitas
Distensi distention; peregangan
Distress penderitaan atau kengerian
Disuria sakit atau susah berkemih
Diuretic meningkatkan eksresi urine atau jumlah urine, agen yang merangsang eksresi urine
DJJ denyut jantung janin
DP down patment; dana pemula; doctor of pharmacy; doctor of paediatry
C
Canula cannule; pipa untuk dinmasukkan ke dalam suatu saluran atau rongga, semasa pemasangan biasanya lumen diisi oleh sebuah trokar
Capillary refill penekanan pada ujung jari untuk mengetahui sirkulasi darah pada bagian perifer
CC centi cubic
Chest pain nyeri dada
Cheyne stokes astma; pernafasan yang makin lama makin dalam dan dangkal lalu terhenti sejenak bergantian secara teratur
Cloasma gravidarum topeng kehamilan
Clapping fibrasi Gerakan menepuk dan menggetarkan pada punggung / dada untuk membantu mengeluarkan dahak
Clubbing finger kuku jari yang melengkung
CM composmentis; sadar; kejernihan pikiran
CO2 karbon dioksida
Colonoscopy pemeriksaan endoskopi colon, baik secara transabdominal selama laparatomy atau transanal menggunakan nedoscopy serat fiber
Colostomy pembentukan lubang secara bedah diantara colon dan permukaan tubuh
CPD cepalo pelvis disosition
Cranium tengkorak; kerangka kepala
Criteria ditandai; tanda-tanda
CT-Scan computed tomography scanning
CVP central venous pressure; tekanan vena sentral
Cyanosis lebam; biru pada kulit karena darah balik tertahan
Cystectomy eksisi atau reseksi kandung kemih
Cytostomy pembentukan lubang ke dalam lubang kemih secara bedah
B
Balance cairan keseimbanga cairan
Barrel tong; laras pada senapan
Batuk persisten batuk yang berlangsung terus menerus
BB berat badan
Biopolar pembakaran zat-zat didalam tubuh
Biotin anggota kompleks vit.B; merupakan kofaktor untuk asam amino dan digunakan secara invitro pada beberapa uji kimia
B.O bright ovum; suatu penyakit pada sel telur
Body image suatu persepsi terhadap gambaran bentuk tubuh
Bradipnea perlambatan abnormal pernafasan
Bronchial berhubungan dengan atau mempengaruhi satu atau lebih bronchi
Bronchospasme berhubungan dengan atau mempengaruhi satu atau lebih bronchi
Bronchoventrikular berhubungan dengan bronchi dan alveoli
A
Abortus keguguran ; terhentinya kehamilan sebelum 28 minggu
absorpsi penyerapan; daya jaringan untuk menyerap benda-benda lain dari luarnya
activity proses penggunaan energi atau penyelesaian suatu efek
adekuat sejalan; berimbang; rangsangan yang hanya merangsang sesuatu panca indera saja (mis. Seperti cahaya untuk mata)
ADH antidiuretic hormone; hormone antidiuretic
Agnosia daya pengenal yang terganggu; hilangnya daya untuk mengenali arti stimulasi sensorik
Akumulasi pengumpulan; penghimpunan; penimbunan
Alba putih; getah nifas berwarna putih
Allo anamnesa informasi atau keterangan yang didapatkan dari pasien
Anasarka busung air antara jaringan, lebih – lebih dalam jaringan bawah kulit
ANC ante natal care
Anemia penurunan di bawah normal dalam jumlah eritrosit, banyaknya haemoglobin, atau volume sel darah merah dalam darah ; k.s anemis
An isokhor pupil mata kanan dan kiri tidak simetris
Ante partum sebelum partus
Anti emetic anti mual
Anti fibrinolitik penghambat fibrinolitik
Anti koagulan zat yang bekerja atau berfungsi untuk mencegah pembekuan darah;
Anti platelet
Anti ulseran pencegah terjadinya tukak
Ansietas cemas
Apasia gangguan bicara
APGAR appeareance; pulse; respiration
Aphasia hilangnya kemampuan ekspresi dengan bicara, menulis atau tanda-tanda yang disebabkan oleh trauma atau penyakit di otak
Aphonia ; kehilangan suara oleh karena gangguan dalam pekerjaan pita suara
Apneu k.s apneustic; terhenti nafas seketika; penghentian nafas secara tiba-tiba
Apneusis usaha mempertahankan inspirasi yang tidak diimbangi dengan ekspirasi
Appearance warna kulit
Artikulasi sendi; pengucapan; seluruh gerak bersuara hingga tercipta kata-kata
Ascites busung perut; efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen
ASI eksklusif air susu ibu yang diberikan selama empat bulan
Asimetris tidak simetris; tidak sejajar
Aspirasi aspiration; kegiatan menghirup; penghisapan gas atau zat cair untuk mengeluarkan gas atau zat cair itu dari dalam badan dengan pesawat pompa penghisap
Aterm kehamilan usia 36-38 minggu
Auskultasi auscultasio; periksa dengar mendengarkan bunyi yang timbul di dalam badan untuk mengetahui keadaan alat-alat dalam badan itu terutama pada thorax, viscera abdomen atau deteksi kehamilan
Auto anamnesa informasi atau keterangan yang didapatkan dari keluarga pasien
X
X / hari kali per hari
W
Wheezing suara bersuit yang dibuat dalam bernafas
WIB waktu Indonesia barat
V
Vacuum hampa udara; suatu ruang yang didalamnya tidak ada udara
Validasi mencocokkan atau mencari kebenaran; pengesahan
Varicella cacar air
Varises vena, arteri atau pembuluh darah limfe yang melebar dan mudah pecah
Vasodilator suatu media untuk melebarkan saluran atau lumen
VE vacuum ekstraksi
Ventilator peralatqang yang dirancang untuk memperbaiki udara yang dihirup melaluinya atau membantu atau mengontrol ventilasi paru-paru baik secara intermitten atau kontinyu
Verbal komunikasi langsung melalui mulut
Vertigo nyeri kepala serasa berputar atau bergerak pada diri seseorang atau benda-benda disekitarnya pada setiap bidang
Viremia virus di dalam darah
Vomitus muntahan atau bahan yang dimuntahkan
Vulnus incisum luka sayat
Vulnus kalsum luka potong
Vulnus laseratum luka robek
Vulnus morsum luka gigitan
Vulnus skloperatum luka tembak
Vulnus exvariasis luka lecet
U
Uretritis radang uretra
Urgensi dorongan mendesak yang mendadak untuk berkemmih
USG ultrasonografi
T
T0 keadaan tonsil yang sudah tidak ada akibat pengangkatan atau insisi
T1 ukuran normal dari tonsil
T2 keadaan atau pembesaran tonsil
T3 keadaan atau pembesaran kelenjar tonsil hingga menutupi saluran cerna atau pharing
Tachipnoe pernafasan yang sangat cepat
TB tinggi badan
Teknik cara
Ternamed pemanas darah
TFU tinggi fundus uteri
Tourniquet alat pembendung darah
Toileting pembersihan dan pembalutan luka
Tpm tetes permenit
Trachea batang tenggorokan; tabung kartilago dan membranosa yang turun dari laring dan bercabang menjadi bronchus utama kanan dan kiri; ks.
Trauma luka atau cedera baik fisik maupun psikis
Tremor getaran atau gigitan halus yang involuntir, biasanya terjadi pada tangan atau jari-jari tangan
TTV tanda-tanda vital
Tubectomy eksisi bagian tuba uterine
Turgor intensitas
Tymphani bunyi sperti bel atau resonance
S
S suhu
S1 bunyi waktu menutupnya katup mitral dan katup trikuspidalis pada saat systole ventrikel
S2 bunyi yang dihasilkan oleh timbulnya getaran karena penutupan katup semilunar cortic dan pulmonic terdengar pada dasar jantung
Sacrum tulang yang bentuknya seperti baji yang biasanya dibentuk oleh persatuan dari lima vertebra diantara vertebra lumbal dan coccigeus
berwarna sperti darah; getah nifas berdarah
SC section cesaria
Secret produksi sekresi; hal keluarnya getah pakai
Serosa getah nifas bening bercampur darah
Shock anafilaktik shock yang diakibatkan oleh alergi atau keracunan obat
SKG skala koma Glasgow
Sianosis dicolorisasi kebiruan dari kulit dan membaran mukosa akibat konsentrasi hemoglobin yang tereduksi yang berlebihan dalam darah
Siklus haid jarak waktu antara hari haid pertma ke hari haid pertama bulan atau periode berikutnya
Simetris sejajar
Sincope pingsan; hilangnya kesadaran sementara waktu yang disebabkan oleh ischemia cerebral umum
SIO surat ijin operasi
Sirkulasi gerakan dengan arah yang regular, seperti gerakan darah melalui jantung dan pembuluh-pembuluh darah
Somnolen kelenaan; penyakit mengantuk; penyaki
Sonor suara nyaring
Spasmodic ; mengejang
Spesifik penyakit yang disebabkan oleh satu jenis mikroorganisme
Spinchter berkas otot yang
Stabil tetap; tidak bergerak; tahan terhadap perubahan
Standby siap pakai
Simulus setiap agen, tindakan atau pengaruh mengahsilkan reaksi fungsional atau tropic pada reseptor atau jaringan yang peka
Striae alur atau garis; struktur seperti pita
Stupor tingkat kesadaran yang menurun
Sutura jenis persendian dimana permukaan tulang yang tepat berhadapan disatukan oleh jaringan fibrosa, tidak mungkin terjadi pergerakan; persendian pada tulang tengkorak
menutup saluran atau orifisium alami
Splenomegali pembesaran limfe
R
Rales bunyi nafas yang abnormal, yang menunjukkan adanya keadaan patologis
Refleks gerakan yang terjadi diluar kesadaran akibat suatu rangsang
Retraksi dada tarikan dada
Relaksasi kendur, lemah (tentang jaringan atau otot)
Respirasi pertukaran O2 dan CO2 antara atmosfer dan sel tubuh, meliputi inspirasi dan ekspirasipernafasan
Ekspirasi pernafasan mengeluarkan CO2 dari paru-paru
RL ringer laktat
ROM range of motion
Rooming in perawatan ibu dan bayi dalam satu kamar
P
P partus; pernafasan
PA patologi anatomi
PAP pintu atas panggul
Palato scizis celah pada palatum
Palpasi periksa raba; pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan
Palpebra kelopak mata
Palpitasi perasaan berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur yang sifatnya subyektif
Paralysis kehilangan atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat lesi pada mekanisme otot atau syaraf; juga secara analogi denagn fungsi sensorik
PB panjang badan
PD pemeriksaan dalam
PEB pre eklampsi berat
Pekak suara normal pada auskultasi organ padat (liver, jantung)
Pericardial pericardial ; sakrus fibroserosa yang menyelubungi jantung dan radiks pembuluh darah besar
Perilaku destruktif perilaku yang merusak
Perilaku konstruktif perilaku yang membangun
Peristaltic gerakan mirip cacing pada saluran pencernaan atau organ tubuh lainnya dimana gerakan ini mendorong isinya
Pernafasan cuping hidung pernafsan yang ditandai dengan kembang-kempisnya cuping hidung
Pernafasan dada pernafasan denagn menggunakan otot-otot dada
Pernafasan diafragma pernafasan dengan mengguanakan otot-otot diafragma
Pernafasan perut pernafsan dengan menggunakan otot-otot perut
Persepsi sensorik proses pengolahan rangsang sensorik menjadi pengertian
Persisten terus-menerus; menetap
Petechi bintik-bintik darah; bentuk merah kecil akibat keluarnya sejumlah kecil darah
Pigeon bentuk dada seperti dada bururng
Pithin oedema cekungan yang bertahan selama beberapa menit pada kulit setelah dilakukan penekanan kuat dengan jari tangan, pemeriksaan ini membedakan oedema dengan miksedema
Pk pukul
Plasenta organ yang merupakan ciri khas mamalia sejati pada saat kehamilan, menghubungkan ibu dengan anaknya
Polakisuria kerap kali buang air kemih
Poliuria sekresi urine yang berlebihan
Posisi lateral posisi samping
Posisi litotomy posisi dimana kepala dan badan terlentang dengan kedua kaki berada di atas atau melayang
Posterm usia kehamilan lebih dari 38 minggu
Pr perempuan
Preeklampsia toksemia pada kehamilan lanjut yang diatandai oleh hipertensi, oedema dan proteinuria
Premature prematur; sebelum waktunya
Premedikasi pengobatan pendahuluan, khususnya medikasi internal untuk menimbulkan keadaan narcosis sebelum tindakan anestesi umum
Preterm usia kehamilan dibawah 36 minggu
Pretibia dorsum pedis ekstrimitsa bawah
Privasi kerahasiaan; pribadi
Prognosis ramalan tentang jalannnya penyakit
Prolaps tali pusat; tersembul sebagian atau seluruhnya
Prolapsus uteri rahim yang tertimbul
Prostatectomy insisi sebagian atau seluruh prostate
Protesis pengganti bagian organ tubuh yang hilang, seperti lengan, tungkai, mata atau gigi
Pulsus denyut nadi
O
Obesitas kegemukan; peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh
Observasi pengawasan
Obstipasi konstipasi yang tidak terobati
Obstruksi tersumbat; jalan darah terhambat karena kelainan dalam saluran pembuluh darah
Oedema busung karena air terkumpul dalam rongga-rongga, sela-sela jaringan dan di dalam sel-sel dan serabut
OK operasi kamar
Oklusi occlusion; gerak menutup atau keadaan tertutup; obstruksi atau sumbatan
Oligomenorrhea menstruasi yang jarang secara abnormal
Oliguri sekresi urine yang berkurang dalam hubungannya dengan asupan cairan
Over protektif perlindungan yang berlebihan
N
N nadi
NaCl natrium clorida
Nausea sensasi yang tidak menyenangkan yang secara samar mengacu pada epigastrium dan abdomen, dengan kecenderungan untuk muntah
Nifas masa setelah melahirkan
No. RM nomor rekam medis
Nocturia urinasi berlebihan pada malam hari
Nonverbal komunikasi dengan bahasa tubuh atau isyarat
M
Malnutrisi kekurangan gizi
Mastectomy eksisi pada payudara
Mastitis peradangan kelenjar payudara
Maturasi proses menjadi matang atau dewasa
Meconium bahan berlendir yang berwarna hijau tua didalam usus bayi cukup bulan
Mediana berkenaan dengan atau terletak ditengah
Melena keluarnya feces hitam yang diwarnai oleh darah yang berubah
Menarche pembentukan fungsi menstruasi
Menopause Berhentinya menstruasi
Metode cara
Midriasis keadaan dilatasi maksimal pada pupil mata kanan dan kiri ukuran 3-5 cm.
Migraine nyeri kepala sebelah; ompleks syndrome pada serangan sakit kepala periodic; biasannya terjadi ditemporal atau unilateral, sering disertai iritabillitas, mual, muntah, didahului dengan penymepitan arteri cranial
Miosis kontraksi pupil
mmHg millimeter Hidragrium; millimeter air raksa
Mobilisasi pergerakan
Morbili campak
Mukosa Lapisan kulit dalam seperti (hidung, mulut, vagina, usus, dll)
Muntah proyektil muntah yang dikeluarkan dengan tekanan yang kuat
Murmur suara auskultasi, terutama suara periodic yang berlangsung singkat yang berasal dari jantung/pembuluh darah
L
Labio palato scizis celah abnormal yang terletak antara bibir dan palatum
Lateral ; menyatakan posisi yang lebih jauh dari bidang tengah atau garis tengah tubuh atau struktur; berkenaan dengan satu sisi
Lazim wajar; umum
Lbr lembar; lebar
Leukopeni berkurnagnya jumlah leukoist di dalam darah, jumlahnya = 5000/ml3 atau kurang
Limpadenopati penyakit kelanjar limfe
Litotomi insisi pada saluran atau organ
Lk laki-laki
Lt/mt liter per menit
Lochia secret vagina yang berlangsung selama seminggu pertama atau kedua setelah persalinan
Lokasi invasive lokasi alat kesehatan terpasang
Lordosis lordotik; cekungan tulang punggung lumbalis kedepan
K
Kaku kuduk kaku bagian leher
Karakteristik Tanda khas suatu individu atau kenyataan lainnya
Kifosis kelengkungan pada kurvatura thoracal
(tulang belakang) yang berlebihan seperti yang terlihat dari samping
Kognitif cognitive; proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada akan obyek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan, pemikiran dan ingatan
Komplikasi penyakit yang muncul bersama-sama dengan penyakit yang lainnya
Konduksi penghantaran getaran listrik
Konjungtiva kelopak bawah mata
Konsentrasi perbandingan masa atau volume suatu solute terhadap masa atau volume dari larutan atau pelarut; peningakatan kekuatan dan penguapan
Konstruktif suatu sifat membangun
Konstipasi evakuasi feces yang jarang dan sulit
Kontaminasi pengotoran atau membuat menjadi inferior dengan cara kontak atau pencampuran; pengendapan bahan radioaktif pada setiap tempat dimana hal itu tidak dikehendaki
Kontraksi pemendekan; penyusutan
Kontraktilitas myocardia pergerakan otot-otot jantung
Kontraktur pemendekan abnoramal jaringan otot, mengibaha otot yang sangat resisten terhadap tegangan pasif
Kooperatif dapat bekerja sama
Kooping individu mekanisme individu untuk merespon rangsang
Kramp kontraksi muscular spasmodic yang nyeri
Kriteria Ditandai ; tanda-tanda
Kultur pengembangbiakkan mikroorganisme atau sel jaringan hidup pada media yang menyebabkan pertumbuhannya
Kusmaul pola nafas cepat dan dalam yang tanpa henti
J
JVP jugularis vena pressure; tekanan vena jugularis
I
Ictus cordis pukulan ujung jantung terhadap dinding dada
Identifikasi identification ; mekanisme pertahanan tidak sadar dimana seseorang meniru orang lain
Ikterik kekuningan
Immobilisasi immobilization; keadaan tidak mampu bergerak
Incontinensia alvi tidak mampu mengendalikan fungsi pengeluaran
Induksi Induction Induksi menetapkan aturan-aturan umum sebagai kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang dilihat dan diketahui
Inform consent surat persetujuan yang ditandatangani setelah diberikan informasi dari suatu tindakan
Inkompeten incompetent; tidak dapat berfungsi secara tepat, seseorang yang ditetapkan pengadilan tidak dapat mengurus persoalannya sendiri
Inpartus dalam proses persalinan
Insisi irisan luka yang dihasilkan dengan pemotongan atau alat yang tajam
Insomnia tidak dapat tidur; keadaan terjaga yang abnormal
Integritas integration; aktifitas anabolic
Interaksi interaction; sifat, keadaan atau proses dari dua atau lebih obyek yang bekerja sama satu dengan yang lainnya
Intercostalis terletak diantara iga
Interpretasi penjelasan kepada penderita tentang arti tersamar atau laten dari apa yang diucapkan, dilakukan atau dialami penderita
Intolansi ketidakmampuan menahan atau menkonsumsi; ketidakmampuan mengabsorbsi atau memetabolisir makanan
Intubasi ; pemasangan tuba kedalam saluran tubuh atau rangga berongga, mis. kedalam trachea
Iritasi mukosa keadaan eksitasi yang berlebihan terhadap rangsangan; kepekaan abnormal terhadap rangsangan
Irritable kemampuan bereaksi yang berlebihan dan kepekaan yang tidak semestinya pada mukosa
Ischemia defisiensi darah pada suatu bagian, biasanya akibat konstriksi fungsional atau obstruksi actual pembuluh darah
Isokhor pupil normal
Isolasi memisahkan dari yang lain
IUD intra uterine contraceptive; alat kontrasepsi dalam rahim
IVFD intra vena fluid drug
G
G gravida; wanita hamil
G.A general anestesi; anestesi umum
Gallop kelainan irama jantung
Gangguan mobilitas gangguan motorik; gangguan terhadap pergerakan
Gangguan persepsi gangguan terhadap penerimaan rangsang
Gangguan sensorik gangguan terhadap pengolahan rangsang
GCS Glasgow coma scale; pengukuran tingkat kesadaran
Gemelli anak kembar
GPA gravidarum partus abortus
Gr gram
Grimace refleks, menangis persalinan dengan dibantu alat pengapoit; alat yang memiliki dua bilah dengan satu pemegang yang berguna untuk menjepit atau memegang jaringan dalam operasi pembedahan dan memegang serta persediaan operasi steril lainnya
F
Faring hiperemis faring kemerahan
Fetal distress gawat janin
Filtrasi penyaringan
Finger print cetakan garis-garis kulit yang membentuk satu alur pada bagian ventral distal jari tangan; pola khan dari peptide setelah diperiksa dengan teknik analitik
Fistel fistula; saluran atau komunikasi abnormal, biasanya antara dua organ dalam, atau berjalan dari organ dalam menuju permukaan tubuh
Fleksi gerakan membengkokkan; keadaan dibengkokkan
Focus pusat
Fowler posisi duduk
Forceps proses persalinan dengan dinatu alat pengapoit; alat yang memiliki dua bilah dengan satu pemegang yang berguna untuk menjepit atau memegang jaringan dalam operasi pembedahan dan memegang serta persediaan operasi steril lainnya
Frekuensi banyaknya; tingkat keseringan
E
Emosi luapan perasaan; keadaan eksetasi mental yang ditandai dengan corak perasaan
EKG electrocardiogram
Eklampsia eclampsia; konvulsi dan koma, jarang koma saja yang terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria
Ekspresi penampilan wajah seperti dipengaruhi oleh keadaan jiwa
Ekstrimitas anggota gerak
Eliminasi elimination; tindakan ekspulsi atau ekstruksi dari dalam tubuh; meniadakan atau tidak menyertakan
Ekimosis perubahan warna kulit menjadi merah karena perdarahan
ETT endo tracheal tube
Evaporsi penguapan(keringat )
Extensi ; regang; meregang anggota gerak yang patah atau yang terurai dari sendinya
D
DBN dalam batas normal
DC dower cateter
D & C dilatation (of cervix) and curettage (of uterus); dilatasi cerviks dan kuretase uterus
DD diferensial diagnosis
Decompensasi ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat, ditandai oleh dispnoe, dilatasi vena dan edema
Deficit kekurangan atau defisiensi
Depresi tertekan; bagian yang tertindas; pecah tulang karena tertindas ke dalam
Dr Dokter
Drain pipia kuaras; setiap alat dimana saluran atau daerah yang terbuka dapat diciptakan untuk keluarnya cairan atau bahan bernanah dari rongga, luka atau daerah yang terinfeksi
Diatermi diathermia; pemanasan jaringan atau bagian badan dengan mengalirkan listrik bertekanan tinggi untuk mengobati tumor jahat atau untuk menghentikan perdarahan
Disphafia susah atau sakit menelan
Disinfeksi proses menghapus hamakan
Disminorrhea sakit pada saat menstruasi
Disorientasi hilangnya tingkah laku yang tepat atau keadaan kekacauan mental dalam
mengenal waktu, tempat atau identitas
Distensi distention; peregangan
Distress penderitaan atau kengerian
Disuria sakit atau susah berkemih
Diuretic meningkatkan eksresi urine atau jumlah urine, agen yang merangsang eksresi urine
DJJ denyut jantung janin
DP down patment; dana pemula; doctor of pharmacy; doctor of paediatry
C
Canula cannule; pipa untuk dinmasukkan ke dalam suatu saluran atau rongga, semasa pemasangan biasanya lumen diisi oleh sebuah trokar
Capillary refill penekanan pada ujung jari untuk mengetahui sirkulasi darah pada bagian perifer
CC centi cubic
Chest pain nyeri dada
Cheyne stokes astma; pernafasan yang makin lama makin dalam dan dangkal lalu terhenti sejenak bergantian secara teratur
Cloasma gravidarum topeng kehamilan
Clapping fibrasi Gerakan menepuk dan menggetarkan pada punggung / dada untuk membantu mengeluarkan dahak
Clubbing finger kuku jari yang melengkung
CM composmentis; sadar; kejernihan pikiran
CO2 karbon dioksida
Colonoscopy pemeriksaan endoskopi colon, baik secara transabdominal selama laparatomy atau transanal menggunakan nedoscopy serat fiber
Colostomy pembentukan lubang secara bedah diantara colon dan permukaan tubuh
CPD cepalo pelvis disosition
Cranium tengkorak; kerangka kepala
Criteria ditandai; tanda-tanda
CT-Scan computed tomography scanning
CVP central venous pressure; tekanan vena sentral
Cyanosis lebam; biru pada kulit karena darah balik tertahan
Cystectomy eksisi atau reseksi kandung kemih
Cytostomy pembentukan lubang ke dalam lubang kemih secara bedah
B
Balance cairan keseimbanga cairan
Barrel tong; laras pada senapan
Batuk persisten batuk yang berlangsung terus menerus
BB berat badan
Biopolar pembakaran zat-zat didalam tubuh
Biotin anggota kompleks vit.B; merupakan kofaktor untuk asam amino dan digunakan secara invitro pada beberapa uji kimia
B.O bright ovum; suatu penyakit pada sel telur
Body image suatu persepsi terhadap gambaran bentuk tubuh
Bradipnea perlambatan abnormal pernafasan
Bronchial berhubungan dengan atau mempengaruhi satu atau lebih bronchi
Bronchospasme berhubungan dengan atau mempengaruhi satu atau lebih bronchi
Bronchoventrikular berhubungan dengan bronchi dan alveoli
A
Abortus keguguran ; terhentinya kehamilan sebelum 28 minggu
absorpsi penyerapan; daya jaringan untuk menyerap benda-benda lain dari luarnya
activity proses penggunaan energi atau penyelesaian suatu efek
adekuat sejalan; berimbang; rangsangan yang hanya merangsang sesuatu panca indera saja (mis. Seperti cahaya untuk mata)
ADH antidiuretic hormone; hormone antidiuretic
Agnosia daya pengenal yang terganggu; hilangnya daya untuk mengenali arti stimulasi sensorik
Akumulasi pengumpulan; penghimpunan; penimbunan
Alba putih; getah nifas berwarna putih
Allo anamnesa informasi atau keterangan yang didapatkan dari pasien
Anasarka busung air antara jaringan, lebih – lebih dalam jaringan bawah kulit
ANC ante natal care
Anemia penurunan di bawah normal dalam jumlah eritrosit, banyaknya haemoglobin, atau volume sel darah merah dalam darah ; k.s anemis
An isokhor pupil mata kanan dan kiri tidak simetris
Ante partum sebelum partus
Anti emetic anti mual
Anti fibrinolitik penghambat fibrinolitik
Anti koagulan zat yang bekerja atau berfungsi untuk mencegah pembekuan darah;
Anti platelet
Anti ulseran pencegah terjadinya tukak
Ansietas cemas
Apasia gangguan bicara
APGAR appeareance; pulse; respiration
Aphasia hilangnya kemampuan ekspresi dengan bicara, menulis atau tanda-tanda yang disebabkan oleh trauma atau penyakit di otak
Aphonia ; kehilangan suara oleh karena gangguan dalam pekerjaan pita suara
Apneu k.s apneustic; terhenti nafas seketika; penghentian nafas secara tiba-tiba
Apneusis usaha mempertahankan inspirasi yang tidak diimbangi dengan ekspirasi
Appearance warna kulit
Artikulasi sendi; pengucapan; seluruh gerak bersuara hingga tercipta kata-kata
Ascites busung perut; efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen
ASI eksklusif air susu ibu yang diberikan selama empat bulan
Asimetris tidak simetris; tidak sejajar
Aspirasi aspiration; kegiatan menghirup; penghisapan gas atau zat cair untuk mengeluarkan gas atau zat cair itu dari dalam badan dengan pesawat pompa penghisap
Aterm kehamilan usia 36-38 minggu
Auskultasi auscultasio; periksa dengar mendengarkan bunyi yang timbul di dalam badan untuk mengetahui keadaan alat-alat dalam badan itu terutama pada thorax, viscera abdomen atau deteksi kehamilan
Auto anamnesa informasi atau keterangan yang didapatkan dari keluarga pasien
Cara membaca EKG
Cara membaca EKG
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.1
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (43 kotak kecil/43mm), menandakan Irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500: 43 kotak kecil = 35 x/menit
3. Gel P,Q,R,S,T normal, komplek QRS normal PR interval normal, ST segmen normal, QT interval memanjang 0,45 detik.
4. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA DG PROLONG QT INTERVAL
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.2
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (23 kotak kecil/23mm), menandakan irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama menandakan pacemaker berasal dari SA node
2. Frekfensi jantung 1500:23 kotak kecil = 65 x/menit
3. Gel P tinggi dan lebar normal tapi bentuknya agak runcing (?P pulmonal), pada ekg strip penemuan seperti ini kita abaikan. Tidak ada gel Q kita abaikan juga, gel RST normal. Adanya gel U, QT interval dan komplek QRS normal
4. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM DENGAN ADANYA GELOMBANG U
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.3
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu beat dengan yang lain sama (10 kotak kecil/ 10 mm)menandakan irama teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150 x/menit
3. Gel P tingginya lebih dari 2,5mm dan runcing sekali menandakan P pulmonal, gel QRST normal, QT interval memendek, ST segmen tampak depresi.
4. Kesimpulan: SINUS TAKIKARDI DENGAN P PULMONAL (QT interval dan ST segmen depresi kita abaikan pada kasus ini karena dengan frekfensi jantung melebih 120x/mnt selalu diikuti dengan QT interval memendek dan ST segmen depresi)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.4
1. Jarak RR/PP interval antara beat 1 & 2, 2 & 3, 3 & 4, 4 & 5, adalah sama. Tapi di beat ke 6, tidak di mulai dengan gel P dan bentuknya melebar. Di beat ke 7 kembali adanya gel P yang sama dengan gel P di beat 1,2,3,4,5 yang diikuti oleh bentuk komplek QRS yang sama pula.
Pada kasus ini kita tidak bisa mengatakan irama regular atau teratur, karena pada saat pengecekan frekfensi jantung baik menggunakan stetoskop maupun palpasi radial arteri yang kita dapatkan tidak teratur. Akan tetapi pada kasus ini pacemaker masih dominan berasal dari SA node dan pada beat ke 6 kita tetap namakan komplek QRS biarpun bentuknya tidak normal.
2. Karena iramanya tidak teratur, maka frekfensi jantung dihitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 8 normal komplek QRS, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit.
3. Gel PQRS normal, PR& QT interval normal. Adanya ST segmen depresi dan abnormal beat yang tidak diawali dengan gel P yang komplek QRS nya abnormal/melebar yang mana ini berasal dari otot ventrikel.
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan 1 VES (Ventrikel Ekstra Sistole)dan ST SEGMEN DEPRESI
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.5
1. Jarak antara RR/PP interval sama menandakan iramanya regular/teratur, adanya gel P dengan bentuk yang sama dan juga diikuti oleh komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, menandakan pusat pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150x/menit
3. Gel PQRST smuanya normal, PR interval normal, QT interval memendek (setiap HR melebihi 120x/mnt, automaticly QR interval memendek, kadang juga disertai dengan ST depresi).
4. Kesimpulan : SINUS TAKIKARDI
Gambar EKG (elektrokardiografi)Strip No.6
1. Jarak RR/PP interval di beat 1&2, 2&3 adalah sama, akan tetapi beat berikutnya yaitu beat ke 4 baru muncul setelah adanya gap atau jedah yang jaraknya melibihi 2 kali jarak RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita tidak bisa mengatakan iramanya teratur (lihat penjelasan ekg strip no.4). Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS yang menandakan pacemaker berasal dari SA node, akan tetapi SA node gagal untuk mengeluarkan impuls sebagaimana waktunya sehingga terjadi gap atau jedah yang melebih 2x jarak yang seharusnya.
2. Frekfensi jantung kita hitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 5 komplek QRS dalam 6 detik. Jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50 x/menit.
3. Konfigurasi gelombang semuanya normal
4. Kesimpulan : SINUS ARREST ATAU SINUS PAUSE ( Pada kasus yang sama dengan gap atau jedah persis sama 2 kali dengan jarak RR/PP interval dinamakan Sinus Block)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.7
1. Jarak RR/PP interval antara beat 1&2 dan beat 3&4 berbeda, menandakan irama tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS dengan bentuk yang sama, menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur/irregular, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Maka frekfensi jantungnya 7 x 10= 70x/menit.
3. Semua konfigursi gelombang normal, kecuali tampak adanya ST segmen depresi (pada ekg strip boleh kita abaikan).
Kesimpulan : SINUS ARRHYTMIA
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.8
1. Jarak antara RR/PP interval sama kecuali antara beat 4&5, dimana adanya gap atau jedah yang jaraknya persis 2 kali jarak antara RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita katakan iramanya tidak regular/tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P ditiap beat yang diikuti oleh komplek QRS, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 7, jadi frekfensi jantungnya 7 x 10= 70 x/menit.
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal.
4. Kesimpulan: SINUS BLOCK/SINUS ATRIAL BLOCK
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.9
1. Jarak RR/PP interval di setiap beat sama(19 kotak kecil/19mm), menandakan irama regular/teratur. Adanya defleksi positip gel P normal yang diikuti oleh normal komplek QRS disetiap beat, menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya 1500:19 kotak kecil = 79 x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.10
1. Jarak RR/PP interval ditiap beat tidaklah sama, ini menandakan irama tidak teratur/irregular. Adanya defleksi positip gel P disetiap beat yang diikuti oleh normal komplek QRS. Anda harus jeli disini, dimana bentuk gel P antara beat 1&2 atau 1&6 berbeda walaupun defleksi gel P positip. Akan tetapi, tidak semua gel P yang defleksinya positip berasal dari normal pacemaker(SA node), tapi bisa juga berasal dari cabang pacemaker SA node atau sel-sel pacemaker dari otot atrium yang menghasilkan defleksi positip gel P yang berbeda dengan gel P yang berasal dari normal pacemaker (SA node).
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Jadi frekfensi jantungnya 7x10= 70x/menit.
3.Tampak gel P dan gel T mempunyai lebih dari 2 macam bentuk, konfigurasi gelombang EKG yang lainnya dalam batas normal.
4. Kesimpulan : WANDERING ATRIAL PACEMAKER (artinya lebih dari 2 macam sumber pacemaker yang ditandai dengan lebih dari 2 macam bentuk gel P)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.11
1. Pada kasus ini kita tidak menemukan gelombang P karene frekfensi jantung yang sangat cepat mengakibatkan gel P terbenam/tertutup oleh gel T. Jarak RR interval setiap beat adalah sama (6 kotak kecil/6 mm), menandakan irama teratur. Yang saya katakan tadi bahwa gel P tertutup oleh gel T, jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari fokus yang sama dan berada di atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:6 kotak kecil = 250x/menit
3. Gel P tertutup gel T, PR interval tidak bisa dihitung, QT interval sudah pasti memendek, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)---> anda harus jeli juga untuk memastikan EKG dengan Supra Ventrikular Takikardi, yaitu anda lihat tinggi dan bentuk komplek QRS nya adalah sama. So anda tidak ragu untuk mengatakan SVT !!
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.12
1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama yaitu 16 kotak kecil atau 16 mm, sedangkan jarak antara PP interval di setiap beat juga sama. Anda juga harus jeli membedakan gel P yang normal dengan gel P yang disebut saw tooth (gigi gergaji). Sekilas mungkin anda pikir adalah adanya gel T, itu sebenarnya gel P. Anyway, karena jarak RR interval sama di setiap beat dan PP interval juga sama di setiap beat. Maka kita namakan iramanya teratur/regular. Dan oleh karena adanya gel P biarpun bentuknya seperti gigi gergaji, maka pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau otot atrium, yang pasti bukan dari SA node.
2. Spesial untuk menghitung frekfensi pada kasus ini adalah dengan menghitung frekfensi di atrium dan juga di ventrikel. Untuk irama atrium 1500:5 kotak kecil =300x/menit, sedangkan untuk ventrikel 1500:16 kotak kecil= 94x/menit. Jadi perbandingan kontraksi yang dikeluarkan atrium dengan ventrikel adalah 3 : 1, artinya ada 2 gelombang P yang mengalami blok, 1 diantaranya terkubur di komplek QRS.
3. Gel P mirip dengan gigi gergaji, 1 gel P yang mungkin ada kira gel T, 1 gel P lagi terkubur di komplek QRS. Konfigurasi gelombang lainnya (PR interval, QT interval, gel T/ST segmen) tidak bisa diukur, sedangkan gel QRS atau komplek QRS normal.
4.Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 3:1 Normal Respon dari Ventrikel. Kenapa saya katakan normal respon dari ventrikel? Karena kontraksi ventrikel masih dalam batas normal yaitu 94 x/menit. Seandainya impuls yang dikeluarkan oleh atrial direspon secara agresif oleh ventrikel atau dengan kata lain ventrikel berkontrasi sama dengan atrial yaitu 300x/menit, ini akan membahayakan jiwa pasien. Inilah salah satu keistimewaan dari AV node,untuk bisa meredam impuls-impuls yang bisa berakibat fatal buat ventrikel dan bisa membahayakan hidup pasien jika tidak di tangani dengan tepat.
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.13
1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama(7 kotak kecil atau 7 mm), tidak terlihat gel P. Kalau RR interval sama menandakan irama teratur. Tidak adanya gel P bukan berarti pacemaker berasal dari ventrikel, sebenarnya gel P ada tapi terkubur di gel T. Kalau anda beranggapan pacemaker berasal dari ventrikel, itu salah besar karena komplek QRS masih dalam batas normal (tidak lebar). Jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:7 kotak kecil = 214x/menit
3. Tidak terlihat gel P, gel QRS dan komplek QRS normal dengan bentuk yang sama disetiap beat, PR interval tidak bisa diukur, sudah pasti QT interval memendek. Adanya ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDIA (SVT) dengan ST SEGMEN DEPRESI
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.14
1. Jarak RR interval dari beat 1 s/d 10 adalah sama (8 kotak kecil atau 8 mm)walaupun tidak tampak gel P. Akan tetapi begitu memasuki RR interval antara beat ke-10 dengan beat ke-11 berbeda yaitu 10 kotak kecil atau 10 mm, dan perbedaan akan sangat jelas sekali kalau kita lihat RR interval beat ke-11 dengan beat ke-12 yaitu 18 kotak kecil atau 18 mm. Jadi kita katakan iramanya tidak teratur. Dari mana pacemaker berasal? Dari beat 1 s/d 10 sudah pasti adanya gel P walaupun tidak terlihat dan sebagai jaminannya bentuk komplek QRS masih dalam batas normal, jadi beat 1 s/d 10 pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventikel. Sedangkan dari beat 11 s/d 14 berasal dari SA node karena tampak adanya defleksi positip gel P.
2. Untuk kasus seperti ini kita tidak bisa menghitung frekfensi jantungnya karena perubahan yang tiba-tiba dari irama supraventrikular menjadi irama sinus rhytm.
3. Saya rasa sudah jelas di point 1
4. Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular Takikardi) yaitu perubahan mendadak dari irama SVT (Supra Ventrikular Takikardi memjadi Sinus Rhytm), begitupun sebaliknya perubahan mendadak dari irama Sinus Rhytm menjadi SVT.
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.15
1. Pada kasus ini kita tidak bisa mengidentifikasi PP interval karena gel P tidak beraturan, untuk RR interval tampak sekali tidak sama antara beat yang satu dengan yang lainnya. Jadi pada kasus ini iramanya tidak teratur atau irregular. Karena adanya gelombang P yang tidak beraturan, maka pacemaker berasal dari otot atrium.
2. Karena irama tidak beraturan maka frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 6, jadi frekfensi jantungnya adalah 6 x 10 = 60 x/menit.
3. Cuma komplek QRS yang tampak jelas walaupun bentuk dan tingginnya disetiap beat tidak sama. Adanya gel P yang bentuknya tidak beraturan.
4. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILASI Dengan Normal Ventrikel Respon ( prinsipnya sama dengan penjelasan EKG strip no.12)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.1
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (43 kotak kecil/43mm), menandakan Irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500: 43 kotak kecil = 35 x/menit
3. Gel P,Q,R,S,T normal, komplek QRS normal PR interval normal, ST segmen normal, QT interval memanjang 0,45 detik.
4. Kesimpulan : SINUS BRADIKARDIA DG PROLONG QT INTERVAL
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.2
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu dengan beat yang lainnya sama (23 kotak kecil/23mm), menandakan irama regular/teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama menandakan pacemaker berasal dari SA node
2. Frekfensi jantung 1500:23 kotak kecil = 65 x/menit
3. Gel P tinggi dan lebar normal tapi bentuknya agak runcing (?P pulmonal), pada ekg strip penemuan seperti ini kita abaikan. Tidak ada gel Q kita abaikan juga, gel RST normal. Adanya gel U, QT interval dan komplek QRS normal
4. Kesimpulan : NORMAL SINUS RHYTM DENGAN ADANYA GELOMBANG U
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.3
1. Jarak RR/PP interval antara beat yang satu beat dengan yang lain sama (10 kotak kecil/ 10 mm)menandakan irama teratur, adanya defleksi positip gel P dengan bentuk yang sama dan diikuti oleh normal komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150 x/menit
3. Gel P tingginya lebih dari 2,5mm dan runcing sekali menandakan P pulmonal, gel QRST normal, QT interval memendek, ST segmen tampak depresi.
4. Kesimpulan: SINUS TAKIKARDI DENGAN P PULMONAL (QT interval dan ST segmen depresi kita abaikan pada kasus ini karena dengan frekfensi jantung melebih 120x/mnt selalu diikuti dengan QT interval memendek dan ST segmen depresi)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.4
1. Jarak RR/PP interval antara beat 1 & 2, 2 & 3, 3 & 4, 4 & 5, adalah sama. Tapi di beat ke 6, tidak di mulai dengan gel P dan bentuknya melebar. Di beat ke 7 kembali adanya gel P yang sama dengan gel P di beat 1,2,3,4,5 yang diikuti oleh bentuk komplek QRS yang sama pula.
Pada kasus ini kita tidak bisa mengatakan irama regular atau teratur, karena pada saat pengecekan frekfensi jantung baik menggunakan stetoskop maupun palpasi radial arteri yang kita dapatkan tidak teratur. Akan tetapi pada kasus ini pacemaker masih dominan berasal dari SA node dan pada beat ke 6 kita tetap namakan komplek QRS biarpun bentuknya tidak normal.
2. Karena iramanya tidak teratur, maka frekfensi jantung dihitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 8 normal komplek QRS, jadi frekfensi jantungnya 8 x 10 = 80x/menit.
3. Gel PQRS normal, PR& QT interval normal. Adanya ST segmen depresi dan abnormal beat yang tidak diawali dengan gel P yang komplek QRS nya abnormal/melebar yang mana ini berasal dari otot ventrikel.
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM Dengan 1 VES (Ventrikel Ekstra Sistole)dan ST SEGMEN DEPRESI
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.5
1. Jarak antara RR/PP interval sama menandakan iramanya regular/teratur, adanya gel P dengan bentuk yang sama dan juga diikuti oleh komplek QRS dengan bentuk yang sama pula, menandakan pusat pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantung 1500:10 kotak kecil = 150x/menit
3. Gel PQRST smuanya normal, PR interval normal, QT interval memendek (setiap HR melebihi 120x/mnt, automaticly QR interval memendek, kadang juga disertai dengan ST depresi).
4. Kesimpulan : SINUS TAKIKARDI
Gambar EKG (elektrokardiografi)Strip No.6
1. Jarak RR/PP interval di beat 1&2, 2&3 adalah sama, akan tetapi beat berikutnya yaitu beat ke 4 baru muncul setelah adanya gap atau jedah yang jaraknya melibihi 2 kali jarak RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita tidak bisa mengatakan iramanya teratur (lihat penjelasan ekg strip no.4). Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS yang menandakan pacemaker berasal dari SA node, akan tetapi SA node gagal untuk mengeluarkan impuls sebagaimana waktunya sehingga terjadi gap atau jedah yang melebih 2x jarak yang seharusnya.
2. Frekfensi jantung kita hitung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini terdapat 5 komplek QRS dalam 6 detik. Jadi frekfensi jantungnya 5 x 10 = 50 x/menit.
3. Konfigurasi gelombang semuanya normal
4. Kesimpulan : SINUS ARREST ATAU SINUS PAUSE ( Pada kasus yang sama dengan gap atau jedah persis sama 2 kali dengan jarak RR/PP interval dinamakan Sinus Block)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.7
1. Jarak RR/PP interval antara beat 1&2 dan beat 3&4 berbeda, menandakan irama tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P yang diikuti komplek QRS dengan bentuk yang sama, menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur/irregular, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah normal komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Maka frekfensi jantungnya 7 x 10= 70x/menit.
3. Semua konfigursi gelombang normal, kecuali tampak adanya ST segmen depresi (pada ekg strip boleh kita abaikan).
Kesimpulan : SINUS ARRHYTMIA
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.8
1. Jarak antara RR/PP interval sama kecuali antara beat 4&5, dimana adanya gap atau jedah yang jaraknya persis 2 kali jarak antara RR/PP interval sebelum dan sesudahnya. Kita katakan iramanya tidak regular/tidak teratur. Adanya defleksi positip gel P ditiap beat yang diikuti oleh komplek QRS, ini menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 7, jadi frekfensi jantungnya 7 x 10= 70 x/menit.
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal.
4. Kesimpulan: SINUS BLOCK/SINUS ATRIAL BLOCK
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.9
1. Jarak RR/PP interval di setiap beat sama(19 kotak kecil/19mm), menandakan irama regular/teratur. Adanya defleksi positip gel P normal yang diikuti oleh normal komplek QRS disetiap beat, menandakan pacemaker berasal dari SA node.
2. Frekfensi jantungnya 1500:19 kotak kecil = 79 x/menit
3. Semua konfigurasi gelombang dalam batas normal
4. Kesimpulan : SINUS RHYTM
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.10
1. Jarak RR/PP interval ditiap beat tidaklah sama, ini menandakan irama tidak teratur/irregular. Adanya defleksi positip gel P disetiap beat yang diikuti oleh normal komplek QRS. Anda harus jeli disini, dimana bentuk gel P antara beat 1&2 atau 1&6 berbeda walaupun defleksi gel P positip. Akan tetapi, tidak semua gel P yang defleksinya positip berasal dari normal pacemaker(SA node), tapi bisa juga berasal dari cabang pacemaker SA node atau sel-sel pacemaker dari otot atrium yang menghasilkan defleksi positip gel P yang berbeda dengan gel P yang berasal dari normal pacemaker (SA node).
2. Karena irama tidak teratur, maka penghitungan frekfensi jantung dengan mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah normal komplek QRS adalah 7. Jadi frekfensi jantungnya 7x10= 70x/menit.
3.Tampak gel P dan gel T mempunyai lebih dari 2 macam bentuk, konfigurasi gelombang EKG yang lainnya dalam batas normal.
4. Kesimpulan : WANDERING ATRIAL PACEMAKER (artinya lebih dari 2 macam sumber pacemaker yang ditandai dengan lebih dari 2 macam bentuk gel P)
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.11
1. Pada kasus ini kita tidak menemukan gelombang P karene frekfensi jantung yang sangat cepat mengakibatkan gel P terbenam/tertutup oleh gel T. Jarak RR interval setiap beat adalah sama (6 kotak kecil/6 mm), menandakan irama teratur. Yang saya katakan tadi bahwa gel P tertutup oleh gel T, jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari fokus yang sama dan berada di atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:6 kotak kecil = 250x/menit
3. Gel P tertutup gel T, PR interval tidak bisa dihitung, QT interval sudah pasti memendek, konfigurasi gelombang yang lain dalam batas normal.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDI (SVT)---> anda harus jeli juga untuk memastikan EKG dengan Supra Ventrikular Takikardi, yaitu anda lihat tinggi dan bentuk komplek QRS nya adalah sama. So anda tidak ragu untuk mengatakan SVT !!
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.12
1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama yaitu 16 kotak kecil atau 16 mm, sedangkan jarak antara PP interval di setiap beat juga sama. Anda juga harus jeli membedakan gel P yang normal dengan gel P yang disebut saw tooth (gigi gergaji). Sekilas mungkin anda pikir adalah adanya gel T, itu sebenarnya gel P. Anyway, karena jarak RR interval sama di setiap beat dan PP interval juga sama di setiap beat. Maka kita namakan iramanya teratur/regular. Dan oleh karena adanya gel P biarpun bentuknya seperti gigi gergaji, maka pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau otot atrium, yang pasti bukan dari SA node.
2. Spesial untuk menghitung frekfensi pada kasus ini adalah dengan menghitung frekfensi di atrium dan juga di ventrikel. Untuk irama atrium 1500:5 kotak kecil =300x/menit, sedangkan untuk ventrikel 1500:16 kotak kecil= 94x/menit. Jadi perbandingan kontraksi yang dikeluarkan atrium dengan ventrikel adalah 3 : 1, artinya ada 2 gelombang P yang mengalami blok, 1 diantaranya terkubur di komplek QRS.
3. Gel P mirip dengan gigi gergaji, 1 gel P yang mungkin ada kira gel T, 1 gel P lagi terkubur di komplek QRS. Konfigurasi gelombang lainnya (PR interval, QT interval, gel T/ST segmen) tidak bisa diukur, sedangkan gel QRS atau komplek QRS normal.
4.Kesimpulan : ATRIAL FLUTTER 3:1 Normal Respon dari Ventrikel. Kenapa saya katakan normal respon dari ventrikel? Karena kontraksi ventrikel masih dalam batas normal yaitu 94 x/menit. Seandainya impuls yang dikeluarkan oleh atrial direspon secara agresif oleh ventrikel atau dengan kata lain ventrikel berkontrasi sama dengan atrial yaitu 300x/menit, ini akan membahayakan jiwa pasien. Inilah salah satu keistimewaan dari AV node,untuk bisa meredam impuls-impuls yang bisa berakibat fatal buat ventrikel dan bisa membahayakan hidup pasien jika tidak di tangani dengan tepat.
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.13
1. Jarak antara RR interval di setiap beat sama(7 kotak kecil atau 7 mm), tidak terlihat gel P. Kalau RR interval sama menandakan irama teratur. Tidak adanya gel P bukan berarti pacemaker berasal dari ventrikel, sebenarnya gel P ada tapi terkubur di gel T. Kalau anda beranggapan pacemaker berasal dari ventrikel, itu salah besar karena komplek QRS masih dalam batas normal (tidak lebar). Jadi pada kasus ini pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventrikel.
2. Frekfensi jantungnya 1500:7 kotak kecil = 214x/menit
3. Tidak terlihat gel P, gel QRS dan komplek QRS normal dengan bentuk yang sama disetiap beat, PR interval tidak bisa diukur, sudah pasti QT interval memendek. Adanya ST segmen depresi.
4. Kesimpulan : SUPRA VENTRIKULAR TAKIKARDIA (SVT) dengan ST SEGMEN DEPRESI
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.14
1. Jarak RR interval dari beat 1 s/d 10 adalah sama (8 kotak kecil atau 8 mm)walaupun tidak tampak gel P. Akan tetapi begitu memasuki RR interval antara beat ke-10 dengan beat ke-11 berbeda yaitu 10 kotak kecil atau 10 mm, dan perbedaan akan sangat jelas sekali kalau kita lihat RR interval beat ke-11 dengan beat ke-12 yaitu 18 kotak kecil atau 18 mm. Jadi kita katakan iramanya tidak teratur. Dari mana pacemaker berasal? Dari beat 1 s/d 10 sudah pasti adanya gel P walaupun tidak terlihat dan sebagai jaminannya bentuk komplek QRS masih dalam batas normal, jadi beat 1 s/d 10 pacemaker berasal dari atas ventrikel atau supra ventikel. Sedangkan dari beat 11 s/d 14 berasal dari SA node karena tampak adanya defleksi positip gel P.
2. Untuk kasus seperti ini kita tidak bisa menghitung frekfensi jantungnya karena perubahan yang tiba-tiba dari irama supraventrikular menjadi irama sinus rhytm.
3. Saya rasa sudah jelas di point 1
4. Kesimpulan : PSVT (Paroksimal Supra Ventrikular Takikardi) yaitu perubahan mendadak dari irama SVT (Supra Ventrikular Takikardi memjadi Sinus Rhytm), begitupun sebaliknya perubahan mendadak dari irama Sinus Rhytm menjadi SVT.
Gambar EKG (elektrokardiografi) Strip No.15
1. Pada kasus ini kita tidak bisa mengidentifikasi PP interval karena gel P tidak beraturan, untuk RR interval tampak sekali tidak sama antara beat yang satu dengan yang lainnya. Jadi pada kasus ini iramanya tidak teratur atau irregular. Karena adanya gelombang P yang tidak beraturan, maka pacemaker berasal dari otot atrium.
2. Karena irama tidak beraturan maka frekfensi jantungnya adalah mengalikan jumlah komplek QRS dalam 6 detik dengan 10. Pada kasus ini jumlah komplek QRS adalah 6, jadi frekfensi jantungnya adalah 6 x 10 = 60 x/menit.
3. Cuma komplek QRS yang tampak jelas walaupun bentuk dan tingginnya disetiap beat tidak sama. Adanya gel P yang bentuknya tidak beraturan.
4. Kesimpulan : ATRIAL FIBRILASI Dengan Normal Ventrikel Respon ( prinsipnya sama dengan penjelasan EKG strip no.12)
Askep meningitis
Askep meningitis
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Meningitis
2. Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem persarafan
3. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
4. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
5. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
7. Komplikasi
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Biodata klien
b) Riwayat kesehatan yang lalu
(1) Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
(2) Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
(3) Pernahkah operasi daerah kepala ?
c) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
(2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi, disritmia.
(3) Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
(4) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
(5) Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
(6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
(7) Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah, menangis.
(8) Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
2. Diagnosa keperawatan
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen
b) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
c) Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.
d) Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
f) Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
3. Intervensi keperawatan
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.
- Mandiri
1. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
2. Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
3. Pantau suhu secara teratur
4. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
5. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam
6. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi
1. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.
b) Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri
1. Tirah baring dengan posisi kepala datar.
2. Pantau status neurologis.
3. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
4. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
5. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi.
1. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
2. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
3. Pantau BGA.
4. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
c) Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.
Mandiri
1. Pantau adanya kejang
2. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan
3. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.
d) Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Mandiri.
1. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
2. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
3. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
4. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Kolaborasi
1. Berikan anal getik, asetaminofen, codein
e) Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
1. Kaji derajat imobilisasi pasien.
2. Bantu latihan rentang gerak.
3. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
4. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
5. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.
f) Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
1. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
2. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
3. Observasi respons perilaku.
4. Hilangkan suara bising yang berlebihan.
5. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
6. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
7. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
g) Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
1. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
2. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
3. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
4. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.
Daftar Pustaka
1. Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
2. Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
3. Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.
4. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
5. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
6. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.
Analisa Gas Darah
Analisa Gas Darah
1. Definisi
Analisa gas darah (AGD) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).
3. Nilai rujukan
- Dewasa :
pH: 7,35-7,45; PaCO2: 35-45 mm Hg; PaCO2: 75-100 mmHg; SaO2: >95%; SvO2: >70%; HCO3: 24-28 mEq/l; kelebihan basa (base excess): +2 sampai -2 mEq/l
- Anak:
pH: 7,36-7,44. pengukuran lainnya sama dengan dewasa.
Penarikan kesimpulan:
• Jika pH < 7,35, PaCO2 > 45 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan asidosis respiratorik.
• Jika pH > 7,45, PaCO2 < 35 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan alkalosis respiratorik.
• Jika pH < 7,35, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing < 24 mEq/l dan <-2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa terjadi pada keadaan asidosis metabolik.
• Jika pH > 7,45, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing > 28 mEq/l dan >+2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaaan alkalosis metabolik
3. Masalah klinis
- Asidosis respiratorik:
Penyakit paru kronis (emfisema, bronkitis kronis, asma parah), sindrom gawat pernafasan akut (ARDS), anestesi, pneumonia
Pengaruh obat: narkotik, sedatif
- Alkalosis respiratorik:
Toksisitas salisilat (fase awal), kecemasan, histeris, tetani, olahraga aktif, demam, hipertiroid, delirium tremens, emboli paru
- Asidosis metabolik:
Ketoasidosis diabetik, diare berat, kelaparan/malnutrisi, syok, luka bakar, gagal ginjal,, infark miokardial akut
- Alkalosis metabolik:
Muntah berat, pengisapan lambung, ulkus peptik, pengeluaran kalium, pemberian bikarbonat berlebih, gagal hepar, kistik fibrosis
Pengaruh obat: natrium oksalat, kalium oksalat
Sumber : http://medicatherapy.com
1. Definisi
Analisa gas darah (AGD) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).
3. Nilai rujukan
- Dewasa :
pH: 7,35-7,45; PaCO2: 35-45 mm Hg; PaCO2: 75-100 mmHg; SaO2: >95%; SvO2: >70%; HCO3: 24-28 mEq/l; kelebihan basa (base excess): +2 sampai -2 mEq/l
- Anak:
pH: 7,36-7,44. pengukuran lainnya sama dengan dewasa.
Penarikan kesimpulan:
• Jika pH < 7,35, PaCO2 > 45 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan asidosis respiratorik.
• Jika pH > 7,45, PaCO2 < 35 mm Hg dan HCO3 serta BE normal, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaan alkalosis respiratorik.
• Jika pH < 7,35, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing < 24 mEq/l dan <-2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa terjadi pada keadaan asidosis metabolik.
• Jika pH > 7,45, PaCO2 normal, sementara HCO3 dan BE masing-masing > 28 mEq/l dan >+2, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan asam basa mengarah pada keadaaan alkalosis metabolik
3. Masalah klinis
- Asidosis respiratorik:
Penyakit paru kronis (emfisema, bronkitis kronis, asma parah), sindrom gawat pernafasan akut (ARDS), anestesi, pneumonia
Pengaruh obat: narkotik, sedatif
- Alkalosis respiratorik:
Toksisitas salisilat (fase awal), kecemasan, histeris, tetani, olahraga aktif, demam, hipertiroid, delirium tremens, emboli paru
- Asidosis metabolik:
Ketoasidosis diabetik, diare berat, kelaparan/malnutrisi, syok, luka bakar, gagal ginjal,, infark miokardial akut
- Alkalosis metabolik:
Muntah berat, pengisapan lambung, ulkus peptik, pengeluaran kalium, pemberian bikarbonat berlebih, gagal hepar, kistik fibrosis
Pengaruh obat: natrium oksalat, kalium oksalat
Sumber : http://medicatherapy.com
Gejala, Pantangan & Ramuan untuk Penyakit DM, Asam Urat, Hypertensi, Hipotensi, Kolesterol, Stroke dan Asma
Gejala, Pantangan & Ramuan untuk Penyakit DM, Asam Urat, Hypertensi, Hipotensi, Kolesterol, Stroke dan Asma
Berikut ini kami uraikan tentang gejala, ramuan tradisional, makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dipantang pada penderita diabetes mellitus (kencing manis), asam urat tinggi, hypertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi (tekanan darah rendah), kolesterol tinggi, stroke, dan penyakit asma, seperti berikut ini :
A. KENCING MANIS / DIABETES MELLITUS (normal: 60 – 140 mg/dl)
GEJALANYA:
Mudah masuk angin, pusing kepala, ujung jari-jari kesemutan, gampang kesemutan bagian kaki, nafsu makan bertambah banyak, mata sebentar kabur sebentar terang (penglihatan kabur), kembung mudah sakit maag, mudah terkilir atau sakit persendian, beser kencing, air kencingnya dikerumuni semut, cepat lapar, haus, letih, mengantuk, jantung berdebar mengipas, telapak kaki dan tangan dingin, tidak tahan udara panas atau hawa dingin, kalau sudah mulai parah timbul gatal-gatal dan luka, gatal di daerah kelamin atau lipatan paha, disfungsi ereksi pada pria,keputihan pada vulva vagina.
RAMUAN PENGOBATAN:
Sambiloto (daun), kumis kucing (daun), mengkudu/pace (buah), tapak dara, daun/batang/akar), jamblang/duwet (kulit batang, daun, daging buah), jati (daun muda), duku (biji), pare (buah), terong-ngor (buah), lidah buaya (daging daun), lamtoro ( biji buah tua), mahoni (biji), daun salam, ciplukan (semua bagian), sambung nyawa (daun), krokot, minyak wijen.
MAKANANNYA:
Jagung kuning dan beras merah.
MAKANAN PANTANG:
Kurangi yang manis tapi jangan berhenti total agar tidak terkena sakit lever. Daging kambing/sapi/ kerbau, udang, kepiting, terasi, jeroan, lemak, pisang ambon, durian, air kelapa, sirup, lemon, buah manis seperti mangga, duku, rambutan, klengkeng dan anggur.
B. ASAM URAT TINGGI (normal: L: 3,4-7,0 mg/dl, P: 2,4-5,7 mg/dl)
Asam urat dapat menimbulkan rematik/encok, sakit sendi lutut, pinggang, punggung, pinggul, pundak, bahu, mengganggu prostat, saluran dan kandung kemih, darah tinggi, menimbulkan batu ginjal, gagal ginjal, dapat memicu jantung koroner dan diabetes mellitus/kencing manis.
GEJALANYA:
Badan pegal-pegal, sakit otot, sakit persendian lutut, pinggang, punggung, pinggul, pundak, bahu dan sering buang air kecil.
RAMUAN PENGOBATAN:
Meniran (semua bagian), kumis kucing (daun), lengkuas (umbi), jahe (umbi), salam (daun), alpokat (daun), sambiloto (daun), alang-alang (akar), pegagan (daun), buah merah (sari buah), seledri (daun dan batang), tempuyung (daun), pare (buah), daun sendok (biji). Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari.
MAKANAN PANTANG:
Menghindari makanan yang mengandung purin tinggi seperti jeroan, otak, daging sapi/kambing/kerbau, lemak, gorengan, emping, melinjo, kangkung, bayam, es, alkohol, durian, udang, kepiting, cumi-cumi dan teri.
C. TEKANAN DARAH TINGGI / HIPERTENSI
(Normal: sistolik < 140 mmHg, diastolik < 100 mmHg)
GEJALANYA:
Sakit kepala, rasa pegal atau tidak nyaman di tengkuk, perasaan berputar di kepala sampai ingin jatuh, berdebar atau detak jantung terasa cepat dan telinga berdenging.
RAMUAN PENGOBATAN:
Kunyit (rimpang), labu air (daging dan sari buah), selada air (semua bagian), ceplukan (semua bagian), alang-alang (akar), mengkudu/pace (buah), jeruk nipis (air buah), kumis kucing (daun), ketumbar mungsi (biji), pegagan (daun dan akar), buah merah (sari buah), mimba, sembung, tempuyung (daun), daun salam.
MAKANAN PANTANG:
Ikan asin, telur asin, makanan asin/bergaram tinggi, lemak, jeroan, pete, jengkol, daging sapi/kambing/ kerbau, goreng-an, santan kental, telur, durian, bumbu masak kemasan, mentega, kemiri.
D. TEKANAN DARAH RENDAH / HIPOTENSI (sistolik < 100 mmHg)
GEJALANYA:
Mata sering kunang-kunang ketika akan berdiri sehabis duduk, pusing-pusing, badan lemah/lesu, bahu kaku, kehilangan keseimbangan badan, sesak napas, mual, keringat dingin pada kaki dan tangan, haid tidak teratur pada wanita.
RAMUAN PENGOBATAN:
Kopi (minum kopi), bayam (daun), cabe (biji), coklat (biji), lada (biji), patikan kerbau (daun), hati ayam kampung/sapi/ kambing, susu, mentega, keju, jahe merah (umbi).
MAKANAN PANTANG:
Hindari makanan yang pahit-pahit, asam, ketimun
E. KOLESTEROL TINGGI (TOTAL)
(Kadar normal < 200 mg/dl)
Kolesterol menyebabkan asterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, stroke, tekanan darah tinggi dan hiperkolesterolemia.
GEJALANYA:
Stress, pusing kepala terasa berat, sering hilang keseimbangan, sakit bagian tengkuk belakang kepala, apabila sudah mengganggu jantung dada terasa berat dan sakit bagian kiri adakalanya bagian kanan agak sulit bernapas.
RAMUAN PENGOBATAN:
Jeruk manis (daging dan air buah), jeruk nipis (air buah), belimbing wuluh (daging dan sari buah), apel (daging dan sari buah), delima putih (daun dan daging buah), temulawak (rimpang), sambiloto (daun), ciplukan (daun), kumis kucing (daun), nenas (sari pati buah yang matang), buah merah (sari buah), alpokat mentah, jagung muda, daun sembung, kubis, akar manis, kunyit dan pepaya.
MAKANAN PANTANG:
Otak, telur, jeroan, lemak, santan, gorengan, durian, alpokat, udang, kepiting, cumi-cumi, ikan asin, telur asin, mentega.
F. STROKE AKIBAT KOMPLIKASI
PENYEBABNYA:
Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, pengapuran, diabetes, stress sehingga terjadi pengerasan dan penyempitan serta penyumbatan pada pembuluh darah di otak, adakalanya menimpa pembuluh darah di jantung.
GEJALA AWAL:
Kepala pusing terasa berat, pegal atau sakit bagian tengkuk belakang kepala, sempoyongan hilang keseimbangan, baal kesemutan bagian tangan sampai jari-jari.
RAMUAN PENGOBATAN:
Sambiloto (daun), temu putih (umbi), kumis kucing (daun), pegagan (daun), jahe merah (umbi), jahe (umbi), langkuas merah (umbi), tempuyung (daun), daun dewa (daun dan umbi), iler (daun), buah makasar (buah), sambung nyawa (daun), mengkudu/pace (buah), tapak dara (daun), alang-alang (akar), sambang darah (daun), mahkota dewa (buah), murbei (daun dan bunga), temulawak (umbi).
MAKANAN PANTANG:
Semua jenis daging (kecuali ikan air tawar), gorengan, santan kental, nasi uduk, nasi ulam, nasi kebuli, kue bolu, martabak, mentega, keju, jeroan, susu, bumbu masak kemasa, telur, buah-buahan yang tebal kulitnya seperti durian, nangka, jengkol, pete, telur asin, ikan asin, kecap asin, emping, es, minuman beralkohol.
G. ASMA
Orang yang sering mendapat serangan sesak nafas, batuk, mengeluarkan riak yang lengket dan bersin dikatakan menderita penyakit asma. Serangan asma dapat ringan dapat pula berat, sehingga penderita tidak dapat tidur, lalu duduk sambil menarik nafas dalam. Penderita asma berat, terlihat kepala dan dadanya turun naik, suara nafas terdengar keras. Biasanya mengeluarkan nafas lebih sulit daripada menarik nafas, batuk sering disertai muntah.
PENYEBABNYA:
Asma sering timbul karena alergi terhadap sesuatu. Debu, sari bunga, makanan dan obat. Peradangan, tekanan jiwa dan terlalu emosi dapat menambah berat serangan asma. Udara dingin, bau bensin, bau pintu yang baru dicat dan asap rokok dapat pula menimbulkan serangan asma.
RAMUAN PENGOBATAN:
Randu (daun), bidara upas (umbi), kunyit putih (umbi), kemukus (daun), klengkeng (buah), putri malu (daun dan tangkai), ceremai (akar), buah merah (sari buah).
MAKANAN PANTANG:
Makanan berkolesterol tinggi, lemak-lemak, jeroan, otak, ubi jalar, santan kental (sumber: ikhwan- interaktif.com).
Berikut ini kami uraikan tentang gejala, ramuan tradisional, makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus dipantang pada penderita diabetes mellitus (kencing manis), asam urat tinggi, hypertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi (tekanan darah rendah), kolesterol tinggi, stroke, dan penyakit asma, seperti berikut ini :
A. KENCING MANIS / DIABETES MELLITUS (normal: 60 – 140 mg/dl)
GEJALANYA:
Mudah masuk angin, pusing kepala, ujung jari-jari kesemutan, gampang kesemutan bagian kaki, nafsu makan bertambah banyak, mata sebentar kabur sebentar terang (penglihatan kabur), kembung mudah sakit maag, mudah terkilir atau sakit persendian, beser kencing, air kencingnya dikerumuni semut, cepat lapar, haus, letih, mengantuk, jantung berdebar mengipas, telapak kaki dan tangan dingin, tidak tahan udara panas atau hawa dingin, kalau sudah mulai parah timbul gatal-gatal dan luka, gatal di daerah kelamin atau lipatan paha, disfungsi ereksi pada pria,keputihan pada vulva vagina.
RAMUAN PENGOBATAN:
Sambiloto (daun), kumis kucing (daun), mengkudu/pace (buah), tapak dara, daun/batang/akar), jamblang/duwet (kulit batang, daun, daging buah), jati (daun muda), duku (biji), pare (buah), terong-ngor (buah), lidah buaya (daging daun), lamtoro ( biji buah tua), mahoni (biji), daun salam, ciplukan (semua bagian), sambung nyawa (daun), krokot, minyak wijen.
MAKANANNYA:
Jagung kuning dan beras merah.
MAKANAN PANTANG:
Kurangi yang manis tapi jangan berhenti total agar tidak terkena sakit lever. Daging kambing/sapi/ kerbau, udang, kepiting, terasi, jeroan, lemak, pisang ambon, durian, air kelapa, sirup, lemon, buah manis seperti mangga, duku, rambutan, klengkeng dan anggur.
B. ASAM URAT TINGGI (normal: L: 3,4-7,0 mg/dl, P: 2,4-5,7 mg/dl)
Asam urat dapat menimbulkan rematik/encok, sakit sendi lutut, pinggang, punggung, pinggul, pundak, bahu, mengganggu prostat, saluran dan kandung kemih, darah tinggi, menimbulkan batu ginjal, gagal ginjal, dapat memicu jantung koroner dan diabetes mellitus/kencing manis.
GEJALANYA:
Badan pegal-pegal, sakit otot, sakit persendian lutut, pinggang, punggung, pinggul, pundak, bahu dan sering buang air kecil.
RAMUAN PENGOBATAN:
Meniran (semua bagian), kumis kucing (daun), lengkuas (umbi), jahe (umbi), salam (daun), alpokat (daun), sambiloto (daun), alang-alang (akar), pegagan (daun), buah merah (sari buah), seledri (daun dan batang), tempuyung (daun), pare (buah), daun sendok (biji). Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari.
MAKANAN PANTANG:
Menghindari makanan yang mengandung purin tinggi seperti jeroan, otak, daging sapi/kambing/kerbau, lemak, gorengan, emping, melinjo, kangkung, bayam, es, alkohol, durian, udang, kepiting, cumi-cumi dan teri.
C. TEKANAN DARAH TINGGI / HIPERTENSI
(Normal: sistolik < 140 mmHg, diastolik < 100 mmHg)
GEJALANYA:
Sakit kepala, rasa pegal atau tidak nyaman di tengkuk, perasaan berputar di kepala sampai ingin jatuh, berdebar atau detak jantung terasa cepat dan telinga berdenging.
RAMUAN PENGOBATAN:
Kunyit (rimpang), labu air (daging dan sari buah), selada air (semua bagian), ceplukan (semua bagian), alang-alang (akar), mengkudu/pace (buah), jeruk nipis (air buah), kumis kucing (daun), ketumbar mungsi (biji), pegagan (daun dan akar), buah merah (sari buah), mimba, sembung, tempuyung (daun), daun salam.
MAKANAN PANTANG:
Ikan asin, telur asin, makanan asin/bergaram tinggi, lemak, jeroan, pete, jengkol, daging sapi/kambing/ kerbau, goreng-an, santan kental, telur, durian, bumbu masak kemasan, mentega, kemiri.
D. TEKANAN DARAH RENDAH / HIPOTENSI (sistolik < 100 mmHg)
GEJALANYA:
Mata sering kunang-kunang ketika akan berdiri sehabis duduk, pusing-pusing, badan lemah/lesu, bahu kaku, kehilangan keseimbangan badan, sesak napas, mual, keringat dingin pada kaki dan tangan, haid tidak teratur pada wanita.
RAMUAN PENGOBATAN:
Kopi (minum kopi), bayam (daun), cabe (biji), coklat (biji), lada (biji), patikan kerbau (daun), hati ayam kampung/sapi/ kambing, susu, mentega, keju, jahe merah (umbi).
MAKANAN PANTANG:
Hindari makanan yang pahit-pahit, asam, ketimun
E. KOLESTEROL TINGGI (TOTAL)
(Kadar normal < 200 mg/dl)
Kolesterol menyebabkan asterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), jantung koroner, stroke, tekanan darah tinggi dan hiperkolesterolemia.
GEJALANYA:
Stress, pusing kepala terasa berat, sering hilang keseimbangan, sakit bagian tengkuk belakang kepala, apabila sudah mengganggu jantung dada terasa berat dan sakit bagian kiri adakalanya bagian kanan agak sulit bernapas.
RAMUAN PENGOBATAN:
Jeruk manis (daging dan air buah), jeruk nipis (air buah), belimbing wuluh (daging dan sari buah), apel (daging dan sari buah), delima putih (daun dan daging buah), temulawak (rimpang), sambiloto (daun), ciplukan (daun), kumis kucing (daun), nenas (sari pati buah yang matang), buah merah (sari buah), alpokat mentah, jagung muda, daun sembung, kubis, akar manis, kunyit dan pepaya.
MAKANAN PANTANG:
Otak, telur, jeroan, lemak, santan, gorengan, durian, alpokat, udang, kepiting, cumi-cumi, ikan asin, telur asin, mentega.
F. STROKE AKIBAT KOMPLIKASI
PENYEBABNYA:
Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, pengapuran, diabetes, stress sehingga terjadi pengerasan dan penyempitan serta penyumbatan pada pembuluh darah di otak, adakalanya menimpa pembuluh darah di jantung.
GEJALA AWAL:
Kepala pusing terasa berat, pegal atau sakit bagian tengkuk belakang kepala, sempoyongan hilang keseimbangan, baal kesemutan bagian tangan sampai jari-jari.
RAMUAN PENGOBATAN:
Sambiloto (daun), temu putih (umbi), kumis kucing (daun), pegagan (daun), jahe merah (umbi), jahe (umbi), langkuas merah (umbi), tempuyung (daun), daun dewa (daun dan umbi), iler (daun), buah makasar (buah), sambung nyawa (daun), mengkudu/pace (buah), tapak dara (daun), alang-alang (akar), sambang darah (daun), mahkota dewa (buah), murbei (daun dan bunga), temulawak (umbi).
MAKANAN PANTANG:
Semua jenis daging (kecuali ikan air tawar), gorengan, santan kental, nasi uduk, nasi ulam, nasi kebuli, kue bolu, martabak, mentega, keju, jeroan, susu, bumbu masak kemasa, telur, buah-buahan yang tebal kulitnya seperti durian, nangka, jengkol, pete, telur asin, ikan asin, kecap asin, emping, es, minuman beralkohol.
G. ASMA
Orang yang sering mendapat serangan sesak nafas, batuk, mengeluarkan riak yang lengket dan bersin dikatakan menderita penyakit asma. Serangan asma dapat ringan dapat pula berat, sehingga penderita tidak dapat tidur, lalu duduk sambil menarik nafas dalam. Penderita asma berat, terlihat kepala dan dadanya turun naik, suara nafas terdengar keras. Biasanya mengeluarkan nafas lebih sulit daripada menarik nafas, batuk sering disertai muntah.
PENYEBABNYA:
Asma sering timbul karena alergi terhadap sesuatu. Debu, sari bunga, makanan dan obat. Peradangan, tekanan jiwa dan terlalu emosi dapat menambah berat serangan asma. Udara dingin, bau bensin, bau pintu yang baru dicat dan asap rokok dapat pula menimbulkan serangan asma.
RAMUAN PENGOBATAN:
Randu (daun), bidara upas (umbi), kunyit putih (umbi), kemukus (daun), klengkeng (buah), putri malu (daun dan tangkai), ceremai (akar), buah merah (sari buah).
MAKANAN PANTANG:
Makanan berkolesterol tinggi, lemak-lemak, jeroan, otak, ubi jalar, santan kental (sumber: ikhwan- interaktif.com).
5 Makanan Pantangan Bagi Penderita Diabetes
5 Makanan Pantangan Bagi Penderita Diabetes
Hindari 5 jenis makanan manis dibawah ini jika kadar gula darah Anda tinggi.
Roti Keju (NCC)
VIVAnews - Jika kadar gula dalam darah Anda termasuk tinggi, jangan dibiarkan. Anda harus banyak berolahraga dan mengatur pola makan. Apalagi jika dalam keluarga Anda, ada yang pernah menderita diabetes.
Ada lima jenis makanan yang harus dijauhi bagi si penderita diabetes. Hal ini untuk menghindari semakin meningkatnya kadar gula dalam darah Anda.
1. Mie dan Pasta
Sebagian besar pasta dan mie memiliki indeks glikemik tinggi. Artinya pasta dan mie dibuat dengan olahan karbohidrat sederhana seperti gandum atau tepung beras. Konsumsi karbohidrat tinggi bisa meningkatkan kadar gula dalam darah.
2. Nasi
Kurangi konsumsi nasi putih karena kandungan karbohidratnya sangat tinggi. Anda bisa menggantinya, dengan nasi yang berasal dari beras merah maupun beras coklat.
3. Kafein
Beberapa penelitian, salah satunya yang berjudul "Diabetes Care" ditulis oleh Hudson Lee dan Kilpatrick pada 2005 menunjukkan kafein memiliki dampak negatif pada penderita diabetes. Untuk itu, akan lebih jika Anda mengurangi minuman yang mengandung kafein.
4. Kentang
Kandungan karbohidrat pada kentang yang tinggi, membuat indeks glikemiknya juga tinggi. Untuk itu, kurangi konsumsi kentang, baik yang dipanggang, direbus maupun digoreng.
5. Roti putih
Kurangi konsumsi roti yang terbuat dari tepung putih. Lebih baik pilih roti yang terbuat dari tepung gandum. Selain memiliki banyak serat juga baik untuk jantung Anda.
Hindari 5 jenis makanan manis dibawah ini jika kadar gula darah Anda tinggi.
Roti Keju (NCC)
VIVAnews - Jika kadar gula dalam darah Anda termasuk tinggi, jangan dibiarkan. Anda harus banyak berolahraga dan mengatur pola makan. Apalagi jika dalam keluarga Anda, ada yang pernah menderita diabetes.
Ada lima jenis makanan yang harus dijauhi bagi si penderita diabetes. Hal ini untuk menghindari semakin meningkatnya kadar gula dalam darah Anda.
1. Mie dan Pasta
Sebagian besar pasta dan mie memiliki indeks glikemik tinggi. Artinya pasta dan mie dibuat dengan olahan karbohidrat sederhana seperti gandum atau tepung beras. Konsumsi karbohidrat tinggi bisa meningkatkan kadar gula dalam darah.
2. Nasi
Kurangi konsumsi nasi putih karena kandungan karbohidratnya sangat tinggi. Anda bisa menggantinya, dengan nasi yang berasal dari beras merah maupun beras coklat.
3. Kafein
Beberapa penelitian, salah satunya yang berjudul "Diabetes Care" ditulis oleh Hudson Lee dan Kilpatrick pada 2005 menunjukkan kafein memiliki dampak negatif pada penderita diabetes. Untuk itu, akan lebih jika Anda mengurangi minuman yang mengandung kafein.
4. Kentang
Kandungan karbohidrat pada kentang yang tinggi, membuat indeks glikemiknya juga tinggi. Untuk itu, kurangi konsumsi kentang, baik yang dipanggang, direbus maupun digoreng.
5. Roti putih
Kurangi konsumsi roti yang terbuat dari tepung putih. Lebih baik pilih roti yang terbuat dari tepung gandum. Selain memiliki banyak serat juga baik untuk jantung Anda.
10 Racun Berbahaya di Dalam Pikiran Manusia
10 Racun Berbahaya di Dalam Pikiran Manusia
• Racun pertama : Menghindar
Gejalanya lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya: realitas
Caranya berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.
• Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkimpoian, kesulitan seksual.
Antibodinya: keberanian
Caranya hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Kebenarian merupakan merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
• Racun ketiga : Egoistis
Gejalanya nyiyir, materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Antibodinya: bersikap sosial.
Caranya jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akn diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.
• Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya: ambisi
Caranya teruslah bertumbuh, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.
• Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejalanya kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Antibodinya: keyakinan diri.
Caranya seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang yakin dirinya aka kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.
• Racun keenam : Narsistik
Gejalanya kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodinya: rendah hati.
Caranya orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.
• Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejalanya kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, menghujam diri, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Antibodinya: sublimasi
Caranya jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain.
• Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejalanya apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Antibodinya: kerja
Caranya buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.
• Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejalanya pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Antibodinya: kontrol diri
Caranya tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman kultur dan agama.
• Racun kesepuluh : Kebencian
Gejalanya keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Antibodinya: cinta kasih
Caranya hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.
Simpanlah paket tiket untuk perasaan tidak bahagia dan mengaculah pada paket tiket ini saat kita sedang mengalami rasa depresi dan tidak bahagia. Gunakan sebagai sarana pertolongan pertama dalam kondisi mental gawat darurat demi terhindar dari ketidakbahagiaan berlanjut pada masa mendatang.
• Racun pertama : Menghindar
Gejalanya lari dari kenyataan, mengabaikan tanggung jawab, padahal dengan melarikan diri dari kenyataan kita hanya akan mendapatkan kebahagiaan semu yang berlangsung sesaat.
Antibodinya: realitas
Caranya berhentilah menipu diri. Jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah karena rumah sakit jiwa sudah dipenuhi pasien yang selalu mengikuti kesedihannya dan merasa lingkungannya menjadi sumber frustasi. Jadi, selesaikan setiap masalah yang dihadapi secara tuntas dan yakinilah bahwa segala sesuatu yang terbaik selalu harus diupayakan dengan keras.
• Racun kedua : Ketakutan
Gejalanya tidak yakin diri, tegang, cemas yang antara lain bisa disebabkan kesulitan keuangan, konflik perkimpoian, kesulitan seksual.
Antibodinya: keberanian
Caranya hindari menjadi sosok yang bergantung pada kecemasan. Ingatlah 99 persen hal yang kita cemaskan tidak pernah terjadi. Keberanian adalah pertahanan diri paling ampuh. Gunakan analisis intelektual dan carilah solusi masalah melalui sikap mental yang benar. Kebenarian merupakan merupakan proses reedukasi. Jadi, jangan segan mencari bantuan dari ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
• Racun ketiga : Egoistis
Gejalanya nyiyir, materialistis, agresif, lebih suka meminta daripada memberi.
Antibodinya: bersikap sosial.
Caranya jangan mengeksploitasi teman. Kebahagiaan akn diperoleh apabila kita dapat menolong orang lain. Perlu diketahui orang yang tidak mengharapkan apapun dari orang lain adalah orang yang tidak pernah merasa dikecewakan.
• Racun keempat : Stagnasi
Gejalanya berhenti satu fase, membuat diri kita merasa jenuh, bosan, dan tidak bahagia.
Antibodinya: ambisi
Caranya teruslah bertumbuh, artinya kita terus berambisi di masa depan kita. kita kan menemukan kebahagiaan dalam gairah saat meraih ambisi kita tersebut.
• Racun kelima : Rasa rendah diri
Gejalanya kehilangan keyakinan diri dan kepercayaan diri serta merasa tidak memiliki kemampuan bersaing.
Antibodinya: keyakinan diri.
Caranya seseorang tidak akan menang bila sebelum berperang yakin dirinya aka kalah. Bila kita yakin akan kemampuan kita, sebenarnya kita sudah mendapatkan separuh dari target yang ingin kita raih. Jadi, sukses berawal pada saat kita yakin bahwa kita mampu mencapainya.
• Racun keenam : Narsistik
Gejalanya kompleks superioritas, terlampau sombong, kebanggaan diri palsu.
Antibodinya: rendah hati.
Caranya orang yang sombong akan dengan mudah kehilangan teman, karena tanpa kehadiran teman, kita tidak akan bahagia. Hindari sikap sok tahu. Dengan rendah hati, kita akan dengan sendirinya mau mendengar orang lain sehingga peluang 50 persen sukses sudah kita raih.
• Racun ketujuh : Mengasihani diri
Gejalanya kebiasaan menarik perhatian, suasana yang dominan, murung, menghujam diri, merasa menjadi orang termalang di dunia.
Antibodinya: sublimasi
Caranya jangan membuat diri menjadi neurotik, terpaku pada diri sendiri. Lupakan masalah diri dan hindari untuk berperilaku sentimentil dan terobsesi terhadap ketergantungan kepada orang lain.
• Racun kedelapan : Sikap bermalas-malasan
Gejalanya apatis, jenuh berlanjut, melamun, dan menghabiskan waktu dengan cara tidak produktif, merasa kesepian.
Antibodinya: kerja
Caranya buatlah diri kita untuk selalu mengikuti jadwal kerja yang sudah kita rencanakan sebelumnya dengan cara aktif bekerja. Hindari kecenderungan untuk membuat keberadaaan kita menjadi tidak berarti dan mengeluh tanpa henti.
• Racun kesembilan : Sikap tidak toleran
Gejalanya pikiran picik, kebencian rasial yang picik, angkuh, antagonisme terhadap agama tertentu, prasangka religius.
Antibodinya: kontrol diri
Caranya tenangkan emosi kita melalui seni mengontrol diri. Amati mereka secara intelektual. Tingkatkan kadar toleransi kita. Ingat bahwa dunia diciptakan dan tercipta dari keberagaman kultur dan agama.
• Racun kesepuluh : Kebencian
Gejalanya keinginan balas dendam, kejam, bengis.
Antibodinya: cinta kasih
Caranya hilangkan rasa benci. Belajar memaafkan dan melupakan. Kebencian merupakan salah satu emosi negatif yang menjadi dasar dari rasa ketidakbahagiaan. Orang yang memiliki rasa benci biasanya juga membenci dirinya sendiri karena membenci orang lain. Satu-satunya yang dapat melenyapkan rasa benci adalah cinta. Cinta kasih merupakan kekuatan hakiki yang dapat dimiliki setiap orang.
Simpanlah paket tiket untuk perasaan tidak bahagia dan mengaculah pada paket tiket ini saat kita sedang mengalami rasa depresi dan tidak bahagia. Gunakan sebagai sarana pertolongan pertama dalam kondisi mental gawat darurat demi terhindar dari ketidakbahagiaan berlanjut pada masa mendatang.
Langganan:
Postingan (Atom)